Warta

Harga Gabah Semua Kualitas Naik

NU Online  ·  Rabu, 2 Februari 2005 | 02:54 WIB

Jakarta, NU Online
Harga rata-rata gabah untuk semua kualitas selama Januari 2005 naik dibanding bulan sebelumnya sekali pun, untuk kualitas gabah kering giling (GKG) masih dibawah harga penjualan pemerintah (HPP).

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Mulyono Muah, di Jakarta, Selasa, mengatakan, gabah kering giling (GKG) naik 9,45 persen, gabah kering simpan (GKS) naik 12,65 persen, gabah kering panen (GKP) naik 6,39 persen, dan gabah kualitas rendah naik 7,70 persen. "Namun demikian rata-rata harga gabah kualitas GKG masih berada di bawah HPP yaitu Rp1.665 per kg," katanya.

<>

Secara umum harga gabah membaik karena persentase harga gabah di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP turun tajam dari 25,43 persen (Desember 2004) jadi 7,19 persen (Januari 2005).Persentase gabah yang berkualitas rendah naik yakni dari 7,33 persen (desember 2004) menjadi 15,86 persen (Januari 2005).

Ditambahkan, berdasarkan hasil dari 479 observasi gabah di 15 provinsi selama Januari 2005, harga gabah terendah di tingkat petani adalah Rp1.000 per kg yang dijumpai di Jawa Barat (Kecamatan Sukaraja, kabupaten Sukabumi) dengan kualitas "di luar kualitas". "Sedangkan harga tertinggi sebesar Rp1.900 per kg dijumpai di Jawa Barat, Kecamatan Gabuswetan, kabupaten Indramayu dengan kualitas GKS," katanya.

Mulyono mengatakan pula, pada November 2004, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat 100,58 turun 0,15 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 100,73. "Naiknya harga kebutuhan pokok rumah tangga pada bulan Ramadhan menjelang Lebaran sebesar 0,87 persen tidak diimbangi kenaikan harga komoditas pertanian yang memadai yaitu 0,72 persen, merupakan penyebab utama penurunan NTP," katanya.

Dari 23 provinsi yang diamati selama November 2003 terdapat 13 provinsi naik NTP, sedangkan 10 provinsi turun. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di NTT 15,92 persen terutama karena naiknya harga gabah sebesar 23,08 persen sementara penurunan NTP terbesar terjadi di Kalbar sebesar 21,46 persen karena turun harga jeruk siam produksi petani sebesar 50 persen. (atr/cih)