Sering dijumpainya para mubalig dalam menyampaikan dakwahnya lepas dari substansi materi yang disampaikan menjadi keprihatinan Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya ulama asal Hadramaut Yaman Yordania pengarang Kitab 'Idhohud Dalalah" sebuah kitab yang banyak mengupas tentang masalah problema mubalig dan solusinya.
Menurut Habib Zaid, para mubalig hendaknya memahami benar substansi materi yang akan disampaikan dan audien yang menjadi obyek dakwahnya. Jangan sampai antara mubalig dan auiden tidak nyambung sama sekali.<>
Dalam berbagai kasus, seringkali para mubalig menjadikan kegiatan dakwah sebagai sebuah pekerjaan utama, padahal sesungguhnya mubalig merupakan tugas yang sangat mulia bertugas menyampaikan pesan-pesan agama untuk mengajak ummat ke jalan Allah dan hal ini tidak boleh dikomersilkan.
Demikian dikemukakan Habib Zaid pada acara bedah kitab yang dikarangnya dihadapan ratusan pemerhati dakwah dan alumni pesantren di Pondok Pesantren Al Mubarok, Medono Kota Pekalongan Rabu tadi pagi (7/4).
Dikatakan, Jika selama ini ada yang beranggapan banyak mubalig belum bisa mengamalkan isi dakwahnya, ini merupakan jalan setan yang jika ditinggalkan keduanya yakni amal dan dakwah merupakan suatu kerugian yang sangat.
Menurut Habib Zaid, banyak media yang dapat digunakan untuk berdakwah di era melinium saat ini, seperti internet, twitter, facebook, suasana duka seperti bencana alam dan kematian. Sedangkan media lain yang bisa digunakan antara lain khotbah, surat menyurat, ziarah dan silaturrahmi.
Para mubalig dituntut untuk paham siapa yang dihadapi. Baginya berdakwah dengan orang tua sangat berbeda dengan generasi muda, karena di sini dituntut untuk bisa menyelami kecenderungan dan semangat anak muda seperti menggunakan pendekatan ritual maupun olah raga.
Yang tepenting menurut Habib Zaid, mubalig tidak boleh menjadikan dakwahnya untuk tujuan hidup, apalagi menggunakan metode dakwah hanya untuk kesenangan audien, sehingga substansi masalah mengajak ke jalan Allah terlupakan dan terabaikan.
Sementara itu, Wakil Walikota Pekalongan H Abu Almafachir, SH dalam sambutan pembukaan mengatakan, saat ini setiap ada forum pengajian umum, kecenderungan pilih mubalig yang bisa memberikan nilai hiburan daripada isinya, sehingga yang terjadi adalah para mubalig lebih memilih mengikuti kehendak audien daripada menyampaikan pesan ayat-ayat Allah.
Abu Almafachir berharap para mubalig hendaknya melakukan inprovisasi dalam menyampaikan dakwahnya sesuai dengan perkembangan zaman. (amz)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
6
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
Terkini
Lihat Semua