Gus Mus: Pertemuan Ulama Di Tebuireng Tak Terkait Konstalasi Politik
NU Online · Rabu, 24 Maret 2004 | 14:07 WIB
Jakarta, NU Online
Rois Syuriah PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) selaku pengundang menegaskan bahwa pertemuan sekitar 60 ulama se-Jawa di Pesantren Tebuireng, Jombang (24/3) tak terkait dengan konstalasi politik dewasa ini.
"Pertemuan ulama di sini di luar struktur NU dan tak ada kaitannya dengan konstalasi politik. Ini hanya silaturrahmi para ulama yang sudah lama tak bertemu," katanya di sela-sela pertemuan di Pesantren Tebuireng, Jombang, Rabu.
<>Salah seorang pengasuh Pesantren Rodlotut Tholibin, Rembang, Jateng itu menjelaskan pertemuan ulama yang dilakukan dengan berziarah ke makam pendiri NU di Tebuireng, Tambakberas, dan Denanyar (Jombang) itu diharapkan dapat mendatangkan rahmad Allah kepada bangsa Indonesia.
"Harapan kami dari pertemuan ini agar Allah memberikan rahmad dan hidayah kepada seluruh bangsa Indonesia yang sampai sekarang masih dilanda krisis," katanya.
Ketika ditanya adanya makalah tentang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai PKI yang dibagikan kepada peserta, Gus Mus mengaku tidak tahu-menahu.
"Soal itu bisa saja, anda (wartawan) yang membagikan ’kan bisa juga. Saya sebagai pengundang hanya bertujuan untuk berziarah ke makam ulama pendiri NU sebagai tradisi dari NU. Saya tak tahu adanya makalah soal mahkamah konstitusi," katanya.
Secara terpisah, Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dikonfirmasi di sela-sela kampanye di lapangan Tebel, Bareng, Jombang dalam hari yang sama menyatakan tak tahu pertemuan itu sama sekali.
"Kalian (wartawan) tanya saja ke Pak Ud (KH Yusuf Hasyim, pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang) selaku tuan rumah," katanya.
Pertemuan diawali pukul 15.30 WIB dengan ziarah ke makam tiga pendiri NU yakni KH Hasyim Asy’ari (Tebuireng), KH Wahab Hasbullah (Tambakberas), dan KH Bisri Syamsuri (Denanyar), namun usai salat maghrib direncanakan ada pertemuan.
Peserta pertemuan yang datang antara lain Gus Mus, Pak Ud, KH Noer Iskandar SQ (Jakarta), KH Cholil Bisri (Rembang, Jateng), KH Warson dan KH Zainal Abidin (Krapyak, Yogyakarta), KH Anwar Mahrus (Lirboyo, Kediri, Jatim), dan Habib Ali Al-Jufri (Pekalongan, Jateng).
Selain itu tampat terlihat pula KH As’ad Umar (Peterongan, Jombang, Jatim), KH Aminuddin Ibrahim (Pandeglang, Jawa Barat), KH Satibi (Banten, Jawa Barat), KH Affandi (Komering Ulun, Kaltim), dan sebagainya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan agenda pertemuan kemungkinan memiliki agenda membahas pro-kontra pencalonan Gus Dur sebagai presiden dan keresahan ulama atas putusan Mahkamah Konstitusi tentang PKI.
Ulama yang diundang antara lain KH Abdullah Faqih (Langitan, Tuban, Jatim), KH Abdullah Abbas (Buntet, Cirebon, Jabar), KH Sahal Mahfud (Kajen, Pati, Jateng), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Cholil Bisri (Rembang, Jateng), dan KH Idris Marzuqi (Lirboyo, Kediri, Jatim).
Dalam pencalonan Gus Dur sebagai presiden, para ulama Langitan-Buntet cenderung mendukung Gus Dur dan menyerahkan persetujuan kepada Gus Dur, sedangkan para ulama Lirboyo-Rembang cenderung kepada capres di luar Gus Dur dengan alasan fikih (hukum Islam), sebab Gus Dur berhalangan secara fisik/kesehatan.(red)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
5
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua