Dubes Iran Kunjungi Pesantren KH Hasyim Muzadi
NU Online · Senin, 10 September 2007 | 05:50 WIB
Duta Besar Iran untuk Indonesia Behrooz Kamalvandi kembali mengunjungi kediaman Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi di komplek Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Jum’at (7/9) lalu. Behrooz yang datang bersama dua staf kedutaan besar Iran mengaku ingin bersilaturahmi menjelang Ramadan.
Lebih dari itu, Behrooz ingin kembali menikmati kesejukan dan mengagumi keindahan lingkungan Kota Malang. “Bapak Hasyim tinggal di kota yang indah dan sejuk. Pilihan hunian yang tepat,” puji Behrooz.<>
Dalam obrolan santai di ruang tamu dan disaksikan puluhan wartawan, ia mengaku sangat menghormati Hasyim. Kunjungan kali kedua yang dia lakukan sebagai wujud apresiasi terhadap tokoh NU kelahiran Tuban itu.
Perbincangan sebelum salat Jumat itu sedikit menyinggung tentang kebijakan Amerika Serikata dan kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia. “Kita tidak pernah memusuhi warga Amerika. Yang kita tentang adalah kebijakan luar negerinya yang menindas bangsa lain,” ujarnya.
Tentang kedatangan Putin, Hasyim berkeinginan mendorong pemerintah Indonesia untuk tidak ragu-ragu dalam meningkatkan kerja sama dengan Rusia. Tak hanya di bidang pertahanan-keamanan, Hasyim sepakat kalau Indonesia dan Rusia bekerja sama dalam bidang nuklir, pertelevisian, perdagangan, investasi, sektor riil, dan kerja sama teknologi.
“Rusia masih sangat kuat dalam bidang-bidang itu. Tidak ada alasan untuk tidak bekerja sama dengan Rusia. Apalagi Rusia tidak mempolitisir bisnis,” kata Hasyim disambut anggukan kepala Behrooz.
Usai salat Jumat bersama, Hasyim sempat mengajak Behrooz berkeliling melihat perpustakaan, warintek, dan asrama mahasiswa. Behrooz berharap Al-Hikam menjaga kerja sama dalam keilmuan dan pengiriman santri untuk belajar di Iran.
Soal tanggapan terhadap kunjungan Dubes AS ke kantor PBNU beberapa waktu lalu, Behrooz mengatakan tidak masalah.
Dia malah bangga dengan Hasyim karena pertemuan itu. Sebab, pada AS, Hasyim mengatakan sesuatu yang sama dengan apa yang dikatakan kepada dirinya. Bahwa NU tidak sepakat dengan tindakan AS yang semena-mena. “Kalau tentang kemauan untuk menerima mereka, itu adalah kelebihan Hasyim yang kami kagumi juga,” tutur Behrooz. (gpa/sbh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua