Dua Pengurus PAC IPNU-IPPNU Kadur Rebut Juara LKTI STAIN
NU Online · Rabu, 21 Desember 2011 | 09:03 WIB
Pamekasan, NU Online
Dua pengurus PAC IPNU-IPPNU Kadur, Unzilaturrahmah dan Zainal Abidin, berhasil merebut juara 1 dan 2 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang digelar oleh prodi PAI STAIN Pamekasan. Mereka mampu menjadi yang terbaik dari ratusan mahasiswa-mahasiswi prodi PAI STAIN Pamekasan.
Bersama tiga finalis lainnya, Uun dan Zainal, panggilan akrab keduanya, tampil dengan maksimal. Mereka mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan dewan juri terhadap karya tulisnya.
<>
“Saya memang sudah mempersiapkan diri dengan coba membuat power point,” kata Uun saat diwawancarai NU Online Selasa (20/12) malam. Persiapan tersebut juga ditopang dengan penguasaan secara mendalam terhadap karya yang telah ditulisnya.
“Sekalipun tidak juara pertama, saya cukup senang dengan prestasi ini. Setidaknya, saya semakin percaya diri untuk selalu berkarya,” ujar Zainal sembari tersenyum.
Uun dan Zainal mampu mempertanggungjawabkan karyanya di depan dewan juri, Senin (19/12) pagi. Dan hasil jerih payah mereka diketahui di papan informasi keesokan harinya.
Judul karya tulis ilmiah Uun ialah berkenaan dengan stagnasi pendidikan Islam. Redaksi bahasanya: “Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum sebagai Solusi Stagnasi Pendidikan Islam”.
“Karya saya ini dilatarbelakangi oleh adanya kecenderungan sebagian umat Islam Indonesia yang masih menyikapi ilmu secara dikotomis, memetakan menjadi ilmu agama dan ilmu umum,” paparnya.
Dari latar belakang itu, Uun merumuskan dua masalah yang menjadi pijakannya dalam berkarya: 1). Permasalahan apa yang dihadapi dunia Pendidikan Islam dan apa penyebabnya? 2). Langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menyikapi stagnasi ilmuan Muslim agar arah dan masa depan Pendidikan Islam lebih baik.
“Telaah pustaka yang saya lakukan menyuratkan kenyataan bahwa setidaknya ada 2 permasalahan dunia Pendidikan Islam khususnya di Indonesia. Yaitu: Pendidikan Islam mengalami kestagnanan dan adanya anggapan masyarakat bahwa Pendidikan Islam itu sama dengan Pendidikan Agama Islam,” kata Uun detail.
“Pendidikan Agama itu mencakup semua keilmuan yang mendasarkan semua materi ajar pada nilai-nilai Islam. Sedangkan Pendidikan Agama Islam sendiri lebih menitikberatkan pada pengajaran ilmu keagamaan saja,” jelasnya.
Penyebab dari dua masalah di atas, lanjut mahasiswi asal Bangkes, Kadur, Pamekasan, itu ialah data historis kekalahan militer umat Islam terhadap Barat dan kurang sadarnya umat Islam terhadap universalitas ajaran Islam berkenaan dengan ilmu.
“Kekalahan militer tersebut menyebabkan umat Islam cenderung konservatif. Mereka menilai semua produk Barat hukumnya haram. Mirisnya, mereka memasukkan ilmu umum sebagai produk Barat dan tak perlu dipelajari,” jelasnya tegas.
“Sikap seperti itu sangat tidak menguntungkan Islam. Sikap konservatif yang menyebabkan pada pendikotomisasian ilmu ini amat memilukan. Apalagi ditopang dengan masalah tidak adanya kesadaran bahwa Islam tidak pernah memetakan ilmu ke dalam wilayah umum dan agama,” tambahnya.
Uun menghadirkan contoh umat Islam di Indonesia yang, disadari atau tidak, masih memetakan ilmu agama dengan ilmu umum.
“Adanya sekolah umum dan madrasah menjadi bukti tak terbantahkan,” katanya.
Dari itulah Uun menawarkan solusi berupa harus ada upaya integrasi ilmu agama dengan ilmu umum.
“Sekolah umum dan madrasah tampaknya tak bisa disebangunkan. Maka, solusi yang bisa ditawarkan ialah pensejajaran. Artinya, madrasah tidak hanya fokus pada materi keagamaan saja dan sekolah umum tidak hanya mengedepankan intelek dan keterampilan,” kata Uun.
“Ajaran Islam harus membingkai keduanya,” tegasnya.
Sedangkan karya tulis ilmiah milik Zainal berjudul “Menakar Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam Indonesia”. Di dalamnya mengurai tentang masalah pendidikan yang ada di Indonesia. Di samping itu, juga dikupas tajam tentang langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mengubah tantangan (masalah) pendidikan islam Indonesia menjadi peluang pencerahan.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Hairul Anam
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
4
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
5
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
6
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
Terkini
Lihat Semua