Warta

Bom Cimanggis, Polda Kecolongan

NU Online  ·  Senin, 22 Maret 2004 | 09:23 WIB

Jakarta, NU.Online
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Makbul Padmanegara menyatakan, belum dapat berkomentar banyak mengenai ledakan bom di Jalan Bakti ABRI Nomor 87, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Alasannya, penyelidikan ledakan yang terjadi di tengah-tengah kampanye putaran kedua Pemilihan Umum 2004 itu masih berlangsung. "Anggota saya masih bekerja," ujar Makbul saat mengunjungi lokasi kejadian, Ahad (21/3) petang.

Menurut Kapolda Metro Jaya, pihaknya belum dapat menyimpulkan ledakan tersebut berkaitan dengan aksi kelompok Jamaah Islamiyah atau memang sengaja untuk mengganggu pemilu. Yang pasti, Makbul mengungkapkan, pelaku adalah sebuah kelompok keagamaan yang diketahui tak pernah berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Kendati begitu, Makbul mengakui, jika pihaknya kecolongan atas ledakan tersebut. Sebab, sebelumnya di kawasan yang sama telah terjadi tiga kasus yang berhubungan dengan penemuan senjata api dan bom rakitan.

<>

Sejauh ini polisi menduga penyebab ledakan berasal dari bahan peledak yang tengah dirakit. Bahan peledak ini meledak akibat campuran potasium klorat (potassium chloride), belerang, dan bahan lain yang bereaksi menyusul suhu kamar yang tak stabil. Ini diperkuat dengan ditemukannya sembilan selongsong pipa dan bahan dasar bahan peledak dan sejumlah detonator. Selain itu ditemukan pula beberapa keping video compact disk tentang perjuangan gerilyawan Afghanistan. Dalam hal ini, polisi telah menahan 21 orang di antaranya 12 wanita dan sembilan pria untuk dimintai keterangan keterlibatan mereka atas peristiwa tersebut.

Seperti diketahui, ledakan yang terjadi sekitar pukul 10.00 WIB ini terdengar hingga radius 500 meter. Tak heran, jika ledakan tersebut merusak bagian depan rumah milik Sugeng. Namun, sebelumnya warga menduga ledakan tersebut berasal dari kompor milik penghuni rumah. Dilaporkan, rumah itu kini hanya dihuni anak dan menantunya Sugeng yakni Oman Rahman Silaiman serta Ratu Nina Kusumayanti.

Di sisi lain, ledakan yang terjadi di Depok, itu mengisyaratkan bahwa pelaksanaan pemilu memang masih potensial terhadap terjadinya gangguan. Sebelumnya, lima buah bahan peledak berkekuatan besar beserta sejumlah pengatur waktu ditemukan di pusat perbelanjaan Mal Medan, Sumatra Utara, 9 Maret silam. Apalagi, beberapa waktu silam Kepala Polri Jenderal Polisi Da`i Bachtiar juga pernah mensinyalir pelaksanaan pemilu kali ini masih rawan gangguan teror. Pernyataan ini memang bukan tanpa alasan. Sebab, sejauh ini polisi belum dapat membekuk pelaku rangkaian bom di Indonesia seperti Doktor Azhari dan rekannya Noordin M. Thop.

Selidiki Lokasi

Guna mengetahu motif ledakan, senin (22/3) siang Tim Forensik Mabes Polri kembali memeriksa ledakan untuk meyakinkan penyelidikan, tim yang diturunkan berjumlah sepuluh orang itu langsung memasuki sebuah rumah kost di samping lokasi kejadian

Berdasarkan pemantauan di lapangan, sejak pagi tadi situasi di lokasi kejadian masih dipadati warga sekitar. Menurut beberapa warga, mereka masih khawatir terhadap kemungkinan ledakan susulan dan berharap polisi segera dapat menyelesaikan kasus tersebut. Pasalnya, ledakan itu adalah puncak dari tiga kasus yang berhubungan dengan penemuan senjata api dan bom rakitan di Cimanggis, beberapa waktu silam.

Selain pemeriksaan di lokasi, Polda Metro Jaya juga masih memeriksa intensif 26 saksi, termasuk pemilik rumah berkenaan dengan peristiwa ledakan bom yang sempat menghancurkan bagian depan rumah. Ke-26 saksi yang terdiri 14 wanita dan 12 pria telah diperiksa sejak Ahad malam. Sebagian besar dari saksi wanita ini membawa beberapa anak balita. Sejauh ini, polisi belum memberikan keterangan apa pun seputar identitas mereka yang diperiksa dan status hukumnya. (lp6/cih)