12 Pesantren Ikuti Workshop Gerakan Anti Narkoba di Malaysia
NU Online · Selasa, 21 Desember 2004 | 11:08 WIB
Kuala Lumpur, NU Online
Sebanyak dua puluh lima orang dari 12 pesantren di Indonesia mengikuti Workshop for Religious Leaders on Drug Demand Reduction, dari tanggal 12 hingga 17 Desember 2004 di Kuala Lumpur. Program ini adalah sebagian dari realisasi MoU antara PBNU dan BNN (Badan Narkotika Nasional) RI, pada tanggal 25 November 2004.
Workshop ini dihadiri oleh 6 negara, yaitu : Malaysia, Indonesia, Afganistan, Pakistan, Filipina, Thailand, dengan disponsori oleh Colombo Plan, Pemerintah Malaysia dan Bureau of International Narcotics and Law Enforcement Affairs, USA.
Hadir dari Indonesia, yaitu Irjend. Pol. Drs. Arifin Rachim (Wakil Kalakhar BNN). Dri PBNU hadir HM Rozy Munir, SE MSc, Prof. DR. KH. Said Aqil Siradj, dan DR. Bina Suhendra.
<>Dalam makalahnya yang berjudul Understanding Addiction of Islamic Perspective, Said Aqil menekankan bahwa kemajuan sains dan teknologi harus seiring dengan akidah dan muamallah serta dilandasi akhlaqul Karimah. Dengan demikian, seseorang akan selamat dari hal-hal yang dapat menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Kita harus menolak kemajuan sains dan teknologi yang meruntuhkan nilai-nilai agama. Sebagai contoh, kemampuan manusia dalam bidang kimia telah digunakan oleh beberapa orang untuk membuat ectasy, heroin, Shabu dan sebagainya yang akan menghancurkan generasi muda,” tandasnya.
Jika kebiasaan buruk tersebut berkembang dan generasi muda Indonesia dikuasai oleh narkoba, maka kehancuran tinggal menunggu waktu saja.
“Akankah kita membiarkan anak-anak kita, murid-murid kita kehilangan masa depannya? Tentu saja jawabannya adalah TIDAK. Namun masalahnya tidak dapat ditangani hanya dengan menjawab TIDAK. Kita membutuhkan peran pemerintah, ulama, profesional, LSM, generasi muda, pesantren, dan seluruh komunitas untuk bekerja secara sistematis dan konsisten agar dapat menyelamatkan generasi muda,” tambahnya.
Pondok pesantren yang mengikuti workshop tersebut adalah Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, PP Asshiddiqiyah Jakarta, Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya, PP Darul Ulum Jombang, PP Sabilul Hasanah Jambi, PP Al Hikam Malang, PP Asshomadiyah Bangkalan dan Pondok Pesantren Dar El Hikmah Riau. Delegasi Indonesia dari kalangan pesantren dipimpin oleh Dr. Syahrizal Syarif, MPH, PhD (Lembaga Sosial Mabarrot NU).
Dari hasil workshop, khusus untuk Pesantren, rencana kerja berikutnya adalah mengupayakan advokasi antara BNN, PBNU, Dinas Kesehatan serta instansi terkait dan dilanjutkan dengan mengadakan sosialisasi mengenai narkoba, identifikasi data/ wilayah sekitar pesantren serta memperluas jaringan. Sementara, pihak Colombo Plan akan membuat panduan tentang gerakan anti-narkoba, khususnya di pesantren, bersama PBNU dan BNN. Adapun pertemuan berikutnya akan diselenggarakan di Indonesia tahun 2005.
Kontributor : Citra Fitri Agustina
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
3
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
4
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
5
Menlu Iran ke Rusia, Putin Dukung Upaya Diplomasi
6
Rudal Iran Serang Pangkalan Militer Amerika Serikat di Qatar
Terkini
Lihat Semua