Taushiyah

Pidato KH Hasyim Muzadi dalam Pembukaan Kongres I Pagar Nusa

NU Online  ·  Kamis, 19 Juli 2007 | 05:21 WIB

Disampaikan dalam Pembukaan Kongres I Pagar Nusa pada Kamis, 19 Juli 2007 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Yang terhormat Menteri Pemuda dan Olah Raga Adyaksa Dault
Yang terhormat para peserta kongres Pagar Nusa
Saudara peserta yang saya muliakan,

Muktamar NU telah memutuskan Pagar Nusa berubah dan meningkat statusnya dari lembaga yang seluruhnya langsung ditetapkan oleh PBNU menjadi badan otonom NU. Dimaksudkan pertama untuk meningkatkan kualitas Pagar Nusa. Kedua, agar Pagar Nusa lebih kreatif dalam melakukan pengembangan-pengembangan dalam era keolahragaan, baik pada skala nasional maupun pada skala internasional.

<>

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati.

Pagar Nusa memang prinsipnya adalah gerakan olah raga pencak silat, tetapi sesungguhnya, Pagar Nusa tidak sekedar olahraga. Pagar Nusa sebenarnya adalah gerakan keagamaan, gerakan keolahragaan dan gerakan keindonesiaan. Tiga hal ini merupakan tritura dari Pagar Nusa, jangan sampai dipisahkan satu bagian dengan bagian yang lain.

Dasar keolahragaan pencak silat Pagar Nusa harus berdasarkan keagamaan dan tauhid kepada Allah SWT. Selanjutnya, berdasarkan aturan-aturan yang diatur oleh syariat Nabi Besar Muhammad SAW, ia tumbuh dari semangat keagamaan. Dari berkah ketauhidan dan kesyariatan ini, para ulama melahirkan seni bela diri pencak silat yang insyaallah menjadi ciri budaya Indonesia.

Hari ini waktunya kita mengekspor budaya kita, bukan hanya mengimpor budaya lain ke negeri Indonesia. Dan untuk itu, PBNU telah memulai langkah-langkah. PBNU telah membuat forum internasional, bukan untuk mengageni gerakan Islam internasional untuk masuk ke Indonesia, tetapi untuk menelorkan ide-ide keislaman dan keindonesiaan menjadi ide-ide universal yang bisa diterima oleh alim ulama dari seluruh dunia.

Alhamdulillah pemikiran-pemikiran keagamaan ini bisa diterima dengan baik, berdasarkan tawassuth dan i’tidal, garis moderasi dan garis lurus yang mengangkat secara internasional masalah persamaan, keadilan dan persaudaraan. Oleh karenanya, di dalam bidang keolahragaan, saya minta Pagar Nusa duduk menyatukan kembali beberapa sumber-sumber yang sampai hari ini masih berserakan untuk disatukan sehingga dalam Pagar Nusa hanya ada satu metodologi yang diikuti. Setelah itu, Pagar Nusa harus melakukan kontak-kontak dengan organisasi-organisasi atau gerakan olah raga lain yang ada di Indonesia ini sehingga terjadi perpaduan olah raga dalam suasana persaudaraan, saling mengenal dan saling bersatu.

Saya minta juga, bukan hanya olah raga ini disebarkan secara nasional, tetapi yang difikirkan, bagaimana mengekspor metode Pagar Nusa ini dengan prestasi yang membanggakan, dan memang pantas untuk ditampilkan dalam skala internasional dan ini memerlukan kerja keras.

Saudara-saudara dari Pagar Nusa yang saya hormati.

Ciri khas daripada keolahragaan yang berdasarkan tauhid, yang berjalan diatas kebenaran dan syariat, menumbuhkan kekuatan yang disebut laa gholiba illaalah, harus terwujud dalam wadah yang sehat dalam sistem dan organisasi yang sehat dan jangan lupa setiap orang yang tinggi ilmunya, biasanya ia semakin tawadhu dan biasanya ketawadhuan merupakan bagian dari pendekar-pendekar Pagar Nusa. Pagar nusa jangan sok seperti pendekar karena pendekar yang sesungguhnya adalah yang menyembunyikan kependekarannya dan pendekar yang selalu menonjolkan kependekarannya berarti ia belum pendekar yang sesungguhnya. Ini perlu, jangan sampai karena kongres ini kongres Pagar Nusa, semuanya pencaan sendiri-sendiri, akhirnya keputusannya diputuskan tidak dengan otak, tetapi dengan pencaan. Ini semaunya harus kita fikirkan.

Olah raga harus disambungkan dengan keindonesiaan kita, Indonesia yang mempunyai akar budaya luar biasa, memerlukan cara jitu untuk mengembangkan agama di dalam seluruh budaya dan mengangkat budaya yang ada selaras dengan ajarah rasulullah, bukan menghadapkan kemurnian syariat dengan budaya yang akhirnya membenturkan sesama ummat dan anak bangsa sendiri. Dengan demikian, maka, komisi-komisi yang nanti ada dalam Pagar Nusa, hendaknya ada yang menyangkut masalah keagamaan, keolahragaan, dan seni bela diri ada juga yang menyangkut masalah kebangsaan dan keindonesiaan.

Insyaallah dengan demikian, maka Pagar Nusa akan menjadi bagian dari Republik Indonesia dan bagian dari negera kesatuan republik Indonesia. Mendengar apa yang tadi disampaikan oleh saudara Ketua Panitia Fuad Anwar bahwa kita menginginkan almaghfurlah KH Ahmad Siddiq untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional, insyaalah PBNU akan menindaklanjuti pada fihak-fihak yang terkait.

Sebenarnya, Nahdlatul Ulama tumbuh secara domestik di Indonesia, ia membwa syariat yang universal, tapi aplikasinya bagaimana, ia tidak bisa menghindari akar-akar budaya dan akar kemaslahatan di Indonesia. Berabad-abad ada, sebenarnya oleh para waliyallah kita, tetapi yang terakhir pada tahun 1984, KH Ahmad Siddiq yang membuat kodifikasi dan sumber-sumber yang sesungguhnay telah berabad-abad yang ada. Oleh karenanya, Nahdlatul Ulama akan mengisi negara proklamasi dan negera Pancasila ini dengan syariat yang inklusif, bukan mempertentangkan syariat dengan bentuk proklamasi dan syariat. Ini adalah jaminan supaya tidak terpecah belah, supaya negera kita tetap bersatu, karena kalau terpecah belah, mayoritas umat Islam tidak mungkin lagi memimpin Indonesia secara keseluruhan. Saya hanya akan mengambil contoh kecil saja, ketika di Tangerang ada perda syariat yang eksklusif, maka segera dibalas oleh Manokwari dengan perda Injil, tidak boleh memakai jilbab, tidak boleh membaca Qur’an dan sebagainya. Ini merupakan tanda hikmah tertentu dalam membawa agama dimana mitzakul madiinah yang dibawakan oleh Rasulullah SAW akan kita terapkan sebijaksana mungkin.

Mudah-mudahan Pagar Nusa ke depan bisa maju dengan mantap. Segala sesuatunya masih kekurangan. Mudah-mudahan ini mendapat perhatian dari menteri oleh raga. Disamping itu yang diperlukan adalah pelatihan-pelatihan,

Pagar Nusa jangan sekali-kali jangan menjadi organisasi massa, Pagar Nusa harus menjadi organisasi kader, pelatihan-pelatihan pada tiga sektor tadi, keagamaan, keolahragaan dan keindonesiaan. Kader-kader yang sedikit tapi terpilih dan terorganisir perlu ada di lingkungan Nahdlatul Ulama, sekali tempo, sewaktu-waktu digerakkan, tanpa menunggu jam, tetapi menit, mereka akan bergerak bersama-sama membela negera Republik Indonesia.

Demikian, terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

 

Â