Hingga kini suguhan kuis berhadiah melalui media televisi, radio, media cetak dan telpon seluler, untuk dijawab dengan menggunakan fasilitas telpon, termasuk SMS (Short Message Service/Layanan Pesan Singkat) masih marak terjadi. Hal ini nampaknya menjadi salah satu sarana bisnis yang menguntungkan bagi pihak penyelenggara. Motif kuis inipun bermacam pula, mulai dari polling berhadian hingga sekedar jawab pertanyaan. Intinya pihak penyelenggara menetapkan harga pulsa melebihi tarif biasa dengan iming-iming hadiah.<>
Bagi sebagian masyarakat yang telah melek media dan berpendidikan, kuis seperti ini biasa dicauhkan saja. Namun sebagian besar masyarakat masih tertarik untuk mengikuti kusi-kuis semacam ini, apalagi jika menggunakan motif polling. Seolah-olah penilaian pengirim sms benar-benar turut menentukan idola mereka.
Tinjauan hukum fiqih mengenai kuis berhadiah yang dijawab dengan telpon atau SMS dengan harga pulsa yang melebihi tarif biasa adalah haram. Sebab, terdapat unsur maisir (gambling/taruhan) bila penyelenggara mengambil keuntungan dari akumulasi harga pulsa tersebut. Lebih-lebih hadiahnya diambilkan dari akumulasi harga pulsa tersebut.
Hukum ini bersumber dari Surat al-Baqarah ayat 219 telah menegaskan hal ini;
سْأَلÙونَكَ Ø¹ÙŽÙ†Ù Ø§Ù„Ù’Ø®ÙŽÙ…Ù’Ø±Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙŠÙ’Ø³ÙØ±Ù Ù‚Ùلْ ÙÙيهÙمَا Ø¥ÙØ«Ù’Ù…ÙŒ كَبÙيرٌ وَمَنَاÙÙØ¹Ù Ù„ÙÙ„Ù†ÙŽÙ‘Ø§Ø³Ù ÙˆÙŽØ¥ÙØ«Ù’Ù…ÙÙ‡Ùمَا أَكْبَر٠مÙنْ Ù†ÙŽÙْعÙÙ‡Ùمَا وَيَسْأَلÙونَكَ مَاذَا ÙŠÙنْÙÙÙ‚Ùونَ Ù‚Ùل٠الْعَÙْوَ كَذَلÙÙƒÙŽ ÙŠÙØ¨ÙŽÙŠÙّن٠اللَّه٠لَكÙم٠الْآَيَات٠لَعَلَّكÙمْ تَتَÙَكَّرÙونَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219)
Dari keterangan ayat di atas, terlihat bahwa alasan keharaman kuis semacam ini dikarenakan adanya unsur perjudian atau taruhan di dalamnya, yang dalam bahasa al-Qur’an dilafaldkan dengan ‘maysir’. Hal ini seperti diterangkan dalam Lisanul Arab oleh Ibnu Mandzur.
ÙˆÙŽÙÙÙŠ التَّنْزÙيل٠الْعَزÙÙŠØ²ÙØ³Ù’Ø£ÙŽÙ„Ùونَكَ Ø¹ÙŽÙ†Ù Ø§Ù„Ù’Ø®ÙŽÙ…Ù’Ø±Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙŠÙ’Ø³ÙØ±Ù قَالَ Ù…ÙØ¬ÙŽØ§Ù‡Ùدٌ ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ شَيْء٠ÙÙيْه٠قÙمَارٌ ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ù…ÙÙ†ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙŠÙ’Ø³ÙØ±Ù ØÙŽØªÙŽÙ‘Ù‰ لَعْب٠الصÙÙ‘Ø¨Ù’ÙŠÙŽØ§Ù†Ù Ø¨ÙØ§Ù„جÙوْز٠وَرÙÙˆÙÙŠÙŽ عَنْ عَلÙÙŠÙÙ‘ كَرَّمَ الله٠وَجْهَه٠أَنَّه٠قَالَ الشÙÙ‘Ø·Ù’Ø±ÙŽÙ†Ù’Ø¬Ù Ù…ÙŽÙŠÙ’Ø³ÙØ±Ù العَجَم٠شَبَّهَ اللَّعْبَ بÙÙ‡Ù Ø¨ÙØ§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙŠÙ’Ø³ÙØ±Ù ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ø§Ù„Ù’Ù‚ÙØ¯ÙŽØ§ØÙ ÙˆÙŽÙ†ÙŽØÙ’و٠ذَلÙÙƒÙŽ قَالَ عَطَاءٌ ÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙŠÙ’Ø³ÙØ±Ù Ø¥Ùنَّه٠الْقÙÙ…ÙŽØ§Ø±Ù Ø¨ÙØ§Ù„Ù‚ÙØ¯ÙŽØ§ØÙ ÙÙÙŠ ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ شَيْءÙ
Tentang tafsir ayat al-Quran al-‘Aziz: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamrdan judi.”(Al-Baqarah: 219) Imam Mujahid berkata: “Segala sesuatu yang mengandung qimar (taruhan) adalah maisir/judi, meskipun permainan anak-anak dengan buah juz. Diriwayatkan dari Ali Kw., ia berkata: “Permainan catur seperti judi orang non Arab”. Maksudnya Ali Kw. menyamakan bermain catur dengan maisir. Yaitu permainan dengan qidah (batu yang bisa digunakan untuk menyalakan api) dan semisalnya. Atha’ berkata: “Maisir adalah permainan dengan batu api dalam wadah apapun.”
Mengenai makna ‘maysir’ atau perjudian, lebih jelas lagi apa yang dikatkan oleh Sulaiman al-Bujairomi dalam Hasyiyah al-Bujairami ‘ala al-Khatib
قَوْلÙÙ‡Ù (ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙŠÙ’Ø³ÙØ±Ù ) Ù‡ÙÙˆÙŽ Ù„ÙŽØ¹ÙØ¨Ù الْقÙمَار٠وَهÙÙˆÙŽ ÙƒÙÙ„Ù Ù„ÙŽØ¹ÙØ¨Ù تَرَدَّدَ بَيْنَ الْغَنْم٠وَالْغَرْمÙ
Firman Allah Swt. yang diungkapkan oleh al-Khatib: “Dan perjudian.” (Al-Maidah ayat: 90) maksudnya adalah permainan judi, yaitu setiap permainan yang mengandung spekulasi untung rugi
Adapun alasan-hukum keharaman judi lebih bersifat sosiologis. Karena syariat memandang judi berpotensi meruntuhkan sendi-sendi kehiupan individu dan social. Demikian Wahbah Zuhaili menerangkan dalam Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh
وَأَمَّا الْقÙمَار٠بÙÙ…ÙØ®Ù’تَلÙÙ٠أَنْوَاعÙÙ‡Ù ÙˆÙŽÙ…Ùنْه٠الْيَانَصÙيب٠Ùَقَدْ ØÙŽØ±ÙŽÙ‘Ù…ÙŽÙ‡Ù Ø§Ù„Ù’Ø¥ÙØ³Ù’Ù„ÙŽØ§Ù…Ù Ù„ÙØ£ÙŽÙ†ÙŽÙ‘ه٠مَرَضٌ Ùَتَّاكٌ خَبÙيثٌ ÙŠÙهَدÙّد٠طَاقَةَ الْإÙنْسَان٠الْجَسَدÙيَّة٠وَالْÙÙكْرÙيَّة٠مÙنْ دÙون٠ÙÙŽØ§Ø¦ÙØ¯ÙŽØ©Ù مَشْرÙÙˆØ¹ÙŽØ©Ù ÙˆÙŽÙŠÙØ¹ÙŽÙˆÙّد٠الْإÙنْسَانَ عَلَى الْخَمÙÙˆÙ’Ù„Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’ÙƒÙŽØ³ÙŽÙ„Ù Ù„ÙØ£ÙŽÙ†ÙŽÙ‘Ù‡Ù Ù…ÙØÙŽØ§ÙˆÙŽÙ„ÙŽØ©ÙŒ Ù„ÙلتَّوَصÙّل٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ كَسْب٠بÙلَا جÙهْد٠وَلَا عَمَل٠وَÙَضْلاً عَنْ ذلÙÙƒÙŽ ÙÙŽØ¥Ùنَّه٠يÙÙˆÙŽÙ„Ùّد٠بَيْنَ النَّاس٠أَØÙ’قَاداً عَمÙيْقَةَ الْجَذÙÙˆØ±Ù ÙˆÙŽÙŠÙØ«Ùير٠شَرَّارَات٠نَارÙيَّةً Ù…ÙÙ†ÙŽ الْمÙنَازَعَات٠وَالاخْتÙلاَÙَات٠الَّتÙÙŠ لَا تَنْتَهÙÙŠ ذÙÙŠÙولÙهَا ØÙŽØªÙŽÙ‘Ù‰ وَصَÙÙŽÙ‡Ù Ø§Ù„Ù‚ÙØ±Ù’آن٠الْكَرÙÙŠÙ…Ù Ø¨ÙØ£ÙŽÙ†ÙŽÙ‘Ù‡Ù Ø±ÙØ¬Ù’سٌ Ù…Ùنْ عَمَل٠الشَّيْطَانÙ
Taruhan dengan berbagai macam variannya, termasuk yanasib (undian) maka sudah diharamkan oleh Islam. Sebab, perjudian termasuk penyakit buruk yang dapat melemahkan kekuatan fisik dan pikiran seseorang tanpa keuntungan yang dinilai baik oleh syari’at. Bahkan menjadikan orang lemah dan malas. Sebab, perjudian merupakan upaya memperoleh penghasilan tanpa bersusah payah dan bekerja. Apalagi, juga dapat menimbulkan kedengkian mendalam di antara manusia, menyulut api permusuhan dan pertikaian yang tidak berujung. Sehingga perjudian digambarkan oleh Al-Qur’an al-Karim sebagai perbuatan keji yang termasuk dari perbuatan setan.”
Disarikan dari Keputusan Lanjutan Bahtsul Masail Waqi’iyyah Munas Alim Ulama 2006 (Redaktur: Ulil Hadrawy)
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
3
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
6
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
Terkini
Lihat Semua