Puisi

Puisi-Puisi Anas Ma'ruf

NU Online  ·  Ahad, 15 April 2012 | 04:03 WIB

Anak Pedati

Di bawah cahaya bulan purnama
Sebaris pedati tampak beriring
Suara gentanya redup bergema
Melalui lembah sunyi berdenging.
<>

Bertiup lagu puputan rindu
Lembut mengalun dengan salung
Hanyut sukma dihilirkan lagu
Ikut berayun dengan senandung.

Serantih digubah berlarat-larat
Menurut getaran jiwa bercinta
Menanti balasan cinta kasih;
Pernah kurasa terbangkit hasrat
Mendengar gubahan cipta rasa
Kurnia simpanan anak pedati.

Panji Pustaka, Th. XXI No. 12, 20 Maret 1943


Kisah Zaman

Desir desau air mengalir
          ke pantai mara
          tujuan nyata
Dari udik sampai ke hilir
          penuh rahasia
          sejak semula

Risik risau ombak memecah
          di pantai landai
          buih berderai
Entah ombak sedang bermadah
          mencurah rasa
          peraman dada.

Alangkah bahagia o, Tuhan
          jika ku mahir
         bahasa air
Hendak kudengar kisah zaman
         di bibir pantai
         di tepi sungai

Kebudayaan Timur I, 1943

ANAS MA’RUF lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 27 Oktober 1922. Ikut mendirikan Berita Indonesia tahun 1945 di Jakarta. Pernah jadi pemimpin Umum majalah Nusantara 91946), redaktur majalah kebudayaan Arena dan majalah Patriot (1946-1947). Selain itu, ia juga anggota redaksi majalah Indonesia (1950-1952) dan Sekretaris Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (1955-1957). Anas yang dikenal sebagai “administrator kebudayaan” ini juga menerjemahkan karya-karya seperti Gitanyali, Kabir, shadana, dan citra karya Rabindranath Tagore.

Pada tahun 1962, ia bersama Djamaluddin Malik, Usmar Ismail, Asrul Sani, Mahbub Djunaidi, dan para seniman budayawan lain, bergabung di Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), sebuah lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama.


Terkait

Puisi Lainnya

Lihat Semua