Parlemen

Mangkrak 15 Tahun, FPKB Minta Kejelasan Proyek Pipa Gas Bumi Cirebon-Semarang

Rab, 17 Maret 2021 | 02:30 WIB

Mangkrak 15 Tahun, FPKB Minta Kejelasan Proyek Pipa Gas Bumi Cirebon-Semarang

Anggota Komisi VII DPR RI, Ratna Juwita Sari. (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, NU Online

Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi PKB, Ratna Juwita Sari meminta kejelasan terkait kelanjutan proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang yang mangkrak selama 15 tahun.


Sebab, pembangunan pipa gas bumi tersebut dinilai menjadi salah satu proyek strategis nasional. Bahkan sudah ditetapkan pemenang lelangnya sejak 2006 lalu. Menurut Ratna, gas menjadi sumberdaya energi bersih yang sangat dibutuhkan saat ini.


“Untuk itulah pembangunan infrastruktur menjadi penunjang adanya transmisi energi, memang sangat dibutuhkan masyarakat,” ungkap Ratna ketika rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta dilansir dpr.go.id.


Ratna mengaku telah melihat adanya solusi yang ditawarkan oleh BPH Migas. Namun hal itu masih terbilang normatif. Sebab sama sekali tidak ada perbedaan antara lelang pada 2006 silam dengan penunjukkan di tahun ini.


“(Sehingga) BPH Migas bisa menyatakan bahwa PT Bakrie and Brother ini menjadi pihak yang sanggup untuk menjalankan proyek tersebut,” ujar Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur IX ini.


Dengan demikian, ia berharap agar pembangunan pipa transimisi gas oleh PT Bakrie and Brother sebagai pemenang lelang kedua dari proyek tersebut bisa segera berjalan agar sesuai dengan target. 


“Ketika proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang ini dialihkan ke PT Bakrie and Brothers yang merupakan pemenang lelang ke dua setelah PT Rekayasa Industri (Rekind), maka hal tersebut harus benar-benar bisa berjalan dengan baik dan sesuai target,” harap Ratna.


Sementara itu, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa menyatakan bahwa sesuai dengan aturan yang ditentukan yakni setelah PT Rekind mundur dari proyek Cirebon-Semarang, maka akan ditawarkan kepada pemenang lelang kedua dan ketiga pada 2006 lalu.


“PT Bakrie Brothers sebagai pemenang lelang kedua telah menyatakan kesiapannya membangun ruas Cisem dengan ketentuan toll fee (biaya jalan tol) yang disepakati pada lelang 2006 lalu,” tutur Asa.


Menurut dia, terdapat potensi gas dari Jambaran Tiung Biru (JTB) sebanyak 75 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) yang tidak terpakai.

 

“Alokasi gas 75 MMSCFD inilah yang bisa disalurkan ke pipa Gas Cirebon-Semarang dengan mengintegrasikan dengan pipa Gresik-Semarang,” tutup Asa.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad