Parlemen

Legislator PKB Sebut Kemendikbud Aneh Tak Memuat KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia

Kam, 22 April 2021 | 06:31 WIB

Legislator PKB Sebut Kemendikbud Aneh Tak Memuat KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia

Anggota Komisi X DPR RI, Hasanuddin Wahid. (Foto: dok. FPKB)

Jakarta, NU Online

Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Hasanuddin Wahid melancarkan protes keras karena nama Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari tidak dimuat dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I buatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 


Ia merasa ada keanehan dari Kemendikbud. Sebab, Kiai Hasyim Asy’ari yang telah digelari sebagai pahlawan nasional sekaligus pendiri NU itu tidak diakui dan tidak dimuat dalam kamus sejarah tersebut. Sementara tokoh-tokoh penyokong radikalisme malah mendapat tempat di sana. 


“Ada yang aneh dengan Kemendikbud hari ini. Kami protes keras karena KH Hasyim Asy’ari tidak tertulis dalam kamus sejarah Indonesia terbitan dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, sementara Abu Bakar Ba'asyir yang ditahan negara malah ada,” tegas Cak Udin, sapaan akrabnya, dikutip dari situs resmi PKB, Rabu (21/4).


“Kami meminta Kemendikbud menarik Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dari peredaran,” lanjut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB itu.


Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda juga melontarkan hal serupa. Ia meminta agar kamus sejarah ditarik dari peredaran. Sebagai pihak yang bermitra dengan Kemendikbud, Huda juga berharap ada perbaikan terlebih dulu sebelum Kamus Sejarah Jilid I itu diterbitkan.


“Setelah membaca dan mendengar pandangan dari banyak kalangan kami meminta Kemendikbud untuk menarik sementara Kamus Sejarah Indonesia baik jilid I dan Jilid II dari peredaran. Kami berharap ada perbaikan konten atau revisi sebelum kembali diterbitkan dan digunakan sebagai salah satu bahan ajar mata pelajaran sejarah," ujar Huda.


Huda menjelaskan pada sampul Kamus Sejarah Jilid I buatan Kemendikbud memang ada gambar KH Hasyim Asy'ari. Namun, ia merasa aneh karena tidak ada penjelasan mengenai kiprah perjuangannya dalam kamus itu.


“Anehnya, di sampul Kamus Sejarah Jilid I ini ada gambar KH Hasyim Asy’ari, tapi dalam kontennya tidak dimasukkan sejarah dan kiprah perjuangan beliau,” katanya.


Lebih aneh lagi, lanjut Huda, di dalam kamus itu ditulis beberapa nama tokoh lain seperti Gubernur Belanda HJ van Mook dan Tokoh Militer Jepang Harada Kumaichi. Keduanya, dipandang oleh Kemendikbud berkontribusi dalam proses pembentukan Negara Indonesia.


“Lebih aneh lagi ada nama-nama tokoh lain yang masuk kamus ini, termasuk nama Gubernur Belanda HJ van Mook dan tokoh militer Jepang Harada Kumaichi, yang dipandang berkontribusi dalam proses pembentukan negara Indonesia,” tutur Huda.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad