Parlemen

Deteksi Varian Covid-19, DPR Desak Pemerintah Tambah Laboratorium Genome Sequencing

Sab, 3 Juli 2021 | 04:00 WIB

Deteksi Varian Covid-19, DPR Desak Pemerintah Tambah Laboratorium Genome Sequencing

Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar. (Foto: dok. FPKB)

Jakarta, NU Online

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI H Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Ami) mendesak pemerintah Indonesia agar lebih gesit dalam mendeteksi varian baru pada Covid-19 yang berasal dari luar negeri. Terlebih ada beberapa varian yang lebih cepat menyebar dan berpotensi membuat vaksin jenis tertentu tidak efektif.


Karena itu, ia meminta pemerintah untuk menambah laboratorium genome sequencing untuk bisa mengetahui atau mendeteksi varian Covid-19 yang masuk ke Indonesia. Genome sequencing adalah prosedur laboratorium untuk menentukan urutan basa pada organisme.


Dikutip dari situs GSI Lab, genome sequencing merupakan upaya untuk melihat urutan kode genetik. Metode ini bermanfaat sebagai salah satu kunci penanganan infeksi Covid-19 akibat yang melanda berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.


Metode ini juga memiliki nilai penting untuk melihat karakterisasi dari Covid-19 yang tengah bersirkulasi di Indonesia. Sebab, genome sequencing dapat memahami pola distribusi virus sehingga bermanfaat untuk penanggulangan dan pencegahan infeksi ini ke depannya.


“Sekarang ini di Indonesia baru ada 17 laboratorium yang bisa mendeteksi varian virus baru. Sudah waktunya itu ditambah biar deteksinya lebih cepat,” tegas Gus Ami, dilansir dari situs resmi DPR RI, pada Kamis (1/7).


Selain itu, untuk mencegah masuknya varian Covid-19 yang datang dari luar negeri, Gus Ami menekankan pengawasan super ketat di setiap pintu kedatangan warga negara asing (WNA) dan WNI dari luar negeri. Di antaranya seperti bandara, pelabuhan, dan pintu masuk perbatasan antarnegara. 


Pengawasan ketat sangat diperlukan untuk mencegah peredaran varian baru Covid-19 di Indonesia yang sebagian besar berasal dari luar negeri. Seperti varian Delta dari India, B.1.1.7 dari Inggris, dan terbaru ada varian Lambda yang disebut WHO sudah terdeteksi di 29 negara. 


“Semua pintu masuk harus dijaga super ketat. Setiap yang masuk ke Indonesia harus betul-betul dicek hasil Swabnya dan karantina 14 hari wajib dioptimalkan,” tegas Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.


Lebih lanjut, ia mengusulkan agar dilakukan pula pengetatan lebih optimal bagi WNA dan WNI yang tiba dari negara berpotensi tinggi menularkan Covid-19 varian baru. Kuncinya, kata Gus Ami, pengawasan di setiap pintu masuk harus diperketat.


“Kita semua tentu saja tidak ingin tiba-tiba ada penularan lokal varian baru dari luar negeri, padahal nggak tahu kapan masuknya (dan) siapa yang bawa,” ucap Ketua Tim Pengawas Penanggulangan Bencana Covid-19 DPR RI ini.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad