Daerah PEDULI COVID-19

Satgas Covid NU Kudus Mandi Keringat Saat Ajari Fatayat Urus Jenazah

Sab, 3 Juli 2021 | 06:00 WIB

Satgas Covid NU Kudus Mandi Keringat Saat Ajari Fatayat Urus Jenazah

Keringat petugas nampak bercucuran saat membuka baju APD usai pelatihan pemulasaraan jenazah. (Foto: NU Online/Afina)

Kudus, NU Online
Tim Pemulasaraan Jenazah Satgas Covid-19 NU Kudus nampak bersemangat saat menyosialisasikan tata cara pengurusan jenazah dalam pelatihan yang diinisiasi Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (2/7) siang. 


Saat propeti mulai dimasukkan, terdengar riuh ramai para peserta yang hadir di sesi pertama. Terlihat antusiasme mereka yang memenuhi aula lantai dua Gedung NU Kudus. Mereka menyaksikan dan mendokumentasikan saat tim memeragakan cara mengurus jenazah infeksius atau Covid-19.


Tim tersebut mulai mengenalkan satu persatu bahan yang perlu siapkan terlebih dahulu, yaitu cairan sabun tangan, cairan klorin, kapas gulung, apron, pakaian alat pelindung diri (APD), face shield, tutup kepala, sarung tangan, dan sepatu boots.


“Selain itu, perlu dipastikan apakah jenazah tersebut benar-benar suspek Covid-19 atau tidak,” ungkap Ketua tim pemulasaran, Syaiful Anas, dengan menunjukkan foto hasil rontgen penderita Covid-19 di ponsel miliknya.


Baca juga: Fatayat NU Kudus Lahirkan Kader Pemulasara Jenazah Covid-19


Beberapa saat kemudian, tim mulai mengangkat jenazah dari patung yang telah disiapkan. Antusiasme peserta semakin terlihat manakala muncul suara dari arah belakang. “Tidak terlihat jenazahnya. Tolong diangkat yang tinggi,” seru salah satu peserta diiringi persetujuan dari peserta lain.


Terlebih dahulu tim mempraktikkan cara menggunakan APD sebelum bersentuhan dengan jenazah. Salah seorang tim mulai menggunakan masker berlapis-lapis. Lalu memakai penutup kepala dan sarung tangan.


Kemudian mengenakan baju kurung mirip jas hujan, disusul pengunaan sarung tangan lagi, apron, kemudian ditutup lagi dengan sarung tangan. Tidak lupa menggunakan face shield dan sepatu boots.


Usai memeragakan cara memandikan, sebelum melepas APD, disemprot terlebih dahulu dengan cairan disinfektan ke seluruh tubuh tim yang menangani. Setelah itu, satu persatu APD dilepas dengan tanpa memegang permukaan luar dan segera dibuang ke kantong kresek berukuran besar berwarna kuning.


Saat terakhir melepas baju kurungnya, terlihat keringat bercucuran membasahi wajah serta pakaian yang mereka kenakan. Dengan bangga, tim pemulasaran mengedukasi peserta. 


“Kewajiban orang yang masih hidup adalah mengurus orang yang telah meninggal. Karena tidak mungkin mereka bisa mandi sendiri,” seloroh Anas sembari ketawa kecil.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori