Ketika masih kecil dulu saya sering berkhayal mendapatkan uang langsung dari langit - “Mak tlepok sekian gepok!” (Maklumi saja saya lahir dari keluarga miskin). Lalu saya lakukan ritual doa agar Tuhan mengabulkan khayalan saya. Tetapi seribu kali saya berdoa seperti itu, seribu kali pula doa saya tak dikabulkan-Nya.
Ketika saya semakin dewasa, saya semakin paham bahwa untuk mendapatkan uang, seseorang harus berusaha atau berikhtiar mencarinya. Bisa dengan cara bekerja, meminta atau meminjam dari orang lain. Tuhan tidak mungkin menciptakan uang pecahan rupiah atau mata uang lainnya sekalipun mustahil bagi Tuhan tidak mampu melakukannya.
Maka pertanyaannya adalah mengapa hal itu tidak mungkin?
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006 menyebutkan bahwa Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia atau Perum Peruri adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Keuangan yang ditugasi mencetak uang rupiah. Peraturan ini merupakan penyempurnaan dari peraturan-peraturan sebelumnya tentang pencetakan uang yang dikeluarkan pertama kali pada tahun 1971. Sedangkan Bank Indonesia (BI) memiliki kewenangan mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah ini berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999.
Berdasarkan pada peraturan-peraturan di atas maka tidak ada pihak mana pun memiliki kewenangan mencetak, mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah selain kedua lembaga di atas. Maka jikalau ada pihak lain melakukan hal itu mengatasnamakan kedua lembaga itu, jelaslah uang itu palsu dan tidak sah. Lalu bagaimana jika Tuhan dengan “Kun fa Yakun-Nya” menciptakan uang rupiah persis sama dengan yang dicetak Perum Peruri dan kemudian “ditlepokkan” dari langit di depan saya dan untuk saya?
Jawabnya, berdasarkan tafakkur dan pengalaman saya selama puluhan tahun, hal itu tidak mungkin meskipun mustahil bagi Tuhan tidak mampu melakukannya. (Tuhan pasti mampu!). Apakah Tuhan terikat oleh peraturan dan undang-undang di atas?
Persoalannya bukan apakah Tuhan terikat atau tidak terikat terhadap peraturan dan undang-undang di atas sebab hal ini pasti tidak ada relevansinya, tetapi persoalan pengadaan dan penggandaan uang adalah urusan manusia dan bukan urusan Tuhan. Apalagi dalam lembar uang kertas rupiah dibubuhi tanda tangan Dewan Gubernur BI. Jika Tuhan menciptakan uang rupiah persis sama dengan yang dikeluarkan BI, bukankah itu berarti Tuhan “mengintervensi” urusan manusia dengan “memalsu” tanda tangan Dewan Gubernur BI?
Jadi dalam pemikiran saya masalah pengadaan uang dan penggandaanya bisa dianalogikan dengan masalah maaf-memaafkan antara manusia satu dengan manusia lainnya. Dosa antar sesama manusia harus diurus dan diselesaikan sendiri oleh mereka karena merupakan hak adami, dan Tuhan tidak akan mengintervensi urusan tersebut.
Apalagi ada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi: innallaha thayyibun la yuhibbu illa thayyiban (Tuhan itu Maha Baik, Dia tidak suka kecuali terhadap hal-hal yang baik). Berdasar pada analogi di atas dan hadits ini, dalam keyakinan saya, Tuhan tidak mungkin “merampas” hak adami dengan Kun Fayakun-Nya menciptakan uang rupiah karena perbuatan itu jelas tidak baik dan merugikan negara.
Dalam kaitannnya dengan kasus penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, hasil penggadaannya (kalau benar demikian), menurut keyakinan saya, bukan merupakan titah Tuhan dengan Kun Fayakun-Nya sebagaimana dinyatakan dan dibela mati-matian oleh Prof. Dr. Marwah Daud Ibrahim, tetapi hasil trik atau rekayasa yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi sendiri dengan dibantu para pembantunya minal insi wal jinni (dari jenis manusia dan jin). Wallahu a’lam bish-shawab...
Penulis adalah dosen Fakultas Agama Islam Univeristas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta
Terpopuler
1
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
2
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
3
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
4
Negara G7 Dukung Israel, Dubes Iran Tegaskan Hindari Perluasan Wilayah Konflik
5
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
6
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
Terkini
Lihat Semua