Opini

Selamat Jalan Mas Ronin Hidayat

NU Online  ·  Selasa, 10 April 2007 | 10:42 WIB

Oleh : HM Rozy Munir
(Mantan Kepala Puslit Pranata  Pembangunan UI dan Mantan Kepala LKKNU)

Mas Ronin, demikian teman-temannya di PBNU Kramat Raya 164 memanggil Drs. HM Ronin Hidayat bin KH. Musa Abdullah yang pada tanggal 7 April 2007 jam 15.00 telah meninggal dunia di rumah sakit Puri Cinere Jakarta dalam usia relative muda (50 tahun).

Ronin sang Wakil Bendahara PBNU telah meninggalkan kita semua, meninggalkan seorang istri, Ny. Afifah dengan 4 orang putrinya yang masih kecil-kecil. Penyakit Stroke dan Gula Darah yang tinggi menyebabkan Ronin tidak sadar selama 5 hari di rumah sakit tersebut.

<>

Saya memang kenal dekat dengan saudara Ronin. Saudara Ronin pernah cukup lama sejak tahun 1988 bergabung di Puslit Pranata Pembangunan UI, dan di Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU yang pernah saya pimpin. Pribadinya yang ramah, murah tawa dan senyum, riang, hangat, meskipun tak banyak bicara dalam rapat adalah ciri khasnya. Pekerja yang tak kenal lelah bahkan sering tidur di kantor Puslit Pranata Pembangunan jalan Pegangsaan Timur 16, selesai memproses data penelitian bersama timnya. Ronin terlibat dalam survei tentang Penduduk Musiman di Jakarta, Penelitian tentang SDSB, penelitian tentang Kecenderungan Pemilih Baru menjelang Pemilu, dilakukan dengan penuh tanggung jawab bersama peneliti seperti, Drs. Hasyim, Budi Af, Safrina SE, Daly Erni SH dsb. Penelitian tentang ongkos transportasi laut di Kalimantan Barat bersama AKP (Kapten Polisi) Oman Sunarya, yang sekarang Kombes, serta Ir. Arif Rahmat, Ovid SH diselesaikan dengan baik.

Para kordinator terdiri peneliti senior seperti, Drs. Arbi Sanit, DR. Parman Ibrahim, DR. Sardjono Jatiman (alm), dan kesan para peneliti tersebut memang Ronin mudah bergaul, menyenangkan dan tak mudah mengeluh meskipun daerah penelitian cukup sulit. Namun untuk rapat-rapat penelitian dalam hal waktu agak kurang disiplin kecuali kalau rapatnya pada malam hari. Kata teman-temannya, “dia termasuk manusia kelelawar”. Rupanya teman-teman peneliti UI ini mafhum kebiasaan orang-orang NU makin malam makin cemerlang pikirannya, Ronin kan asisten pribadi Gus Dur waktu itu.

Ronin yang lulusan UNDIP jurusan Bahasa Inggris sering saya mintai tolong menterjemahkan proposal-proposal bahasa Inggris karena Puslit Pranata ini sering berhubungan dengan pihak institusi luar negeri, seperti Bank Dunia, UNFPA, Pathfinder Fund. Disamping itu juga penelitian kerja sama dengan pemerintah DKI Proyek Sister City dengan kota-kota negara lain, serta pelatihan pemimpin pemuda ASEAN kerja sama dengan kantor Menteri Pemuda dan olahraga yang dipimpin Menteri Akbar Tanjung.

Gemblengan lembaga seperti Puslit Pranata  Pembangunan UI dan LKKNU ini lah yang menjadikan modal dasar Ronin dalam berkiprah menjadi pengurus harian di PBNU, masih banyak tantangan kerja dimasa depan karena NU masuk dalam tataran Go Internasional namun Allah SWT mentakdirkan lain, Ronin dipanggil dalam usia yang terbilang muda, usia demografi yang masih produktif.

Semoga keluarga Ronin diberi kesabaran dan ketabahan iman, saya ucapkan SELAMAT JALAN MAS RONIN, SEMOGA AMPUNAN ALLAH SWT BAGIMU. Innalillahi wa innailahi Rojiun