Oleh Kwik Kian Gie
Selamat Malam
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Yth. Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi.
Yth. Pucuk Pimpinan Lajnah Ta’lief Wan Nasyr NU
Bapak, Ibu, saudara-saudara dan para hadirin yang saya hormati
Izinkan saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan dan kehormatan yang diberikan kepada saya untuk memberikan paparan dalam acara sangat penting hari ini, yaitu dalam rangka Selamatan dan Refleksi 80 Tahun Nahdlatul Ulama.
Dalam penyusunan sambutan ini saya memperoleh masukan dari Ketua PBNU Bapak Abdul Azis Ahmad beserta staf, yang intinya ialah adanya perasaan gelisah, gamang, galau tentang kehidupan kehidupan berbangsa dan bernegara kita dewasa ini, 60 tahun setelah Indonesia merdeka dari penjajahan dan Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan berdiri atas dasar falsafah negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
UUD 1945 telah mengamandemen menjadi bentuknya yang sudah sama-sama sudah diketahui. Kalangan sangat luas dalam tubuh bangsa kita diliputi perasaan galau dan prihatin tentang amandemen ini; tidak karena kita semua mensakralkan UUD 1945 itu, tetapi caranya mengamandemen yang terburu-buru dan tidak terlepas dari intervensi asing.
Tentang terancamnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kecuali yang sudah terjadi di mana-mana, kita semua dikejutkan dengan bunyinya pasal demi pasal Memorandum of Understanding (MoU) antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua Halaman harian Kompas pagi ini (30/1/2006) mengutip KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang antara lain mengatakan: “… saya juga takut karena yang berunding saja namanya Gerakan Aceh Merdeka.”
Para Hadirin yang Saya Hormati
Benarkah keprihatinan, kegamangan dan kegalauan kita tentang kehidupan bernegara dan berbangsa kita? Ataukah kita hanya mengada-ada?
Marilah kita melakukan refleksi tentang apa jadinya dengan negara-bangsa kita setelah 60 tahun merdeka? Izinkan saya mengajukan 8 buah pertanyaan reflektif yang fundamental kepada diri sendiri, sebagai berikut:
1. Kemandirian
Apakah dalam bidang kemandirian mengurus diri sendiri, yaitu mandiri dan bebas merumuskan kebijakan-kebijakan terbaik buat diri sendiri mengalami kemajuan atau kemunduran? Apakah de facto yang membuat kebijakan dalam segala bidang bangsa kita sendiri atau bangsa lain beserta lembaga-lembaga internasional?
2. Peradaban dan Kebudayaan
Dalam bidang peradaban dan kebudayaan, terutama dalam bidang tata nilai, mental dan moralitas, apakah setelah 60 tahun merdeka dari penjajahan lebih maju atau lebih mundur? Benarkah Bung Hatta yang sejak puluhan tahun yang lalu sudah mengatakan bahwa korupsi mulai menjadi kebudayaan kita? Benarkah kalau sekarang
dikatakan bahwa Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) “sudah mendarahdaging” dan merupakan gaya hidup bagian terbanyak elit bangsa kita?
3. Penguasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Apakah setelah 60 tahun merdeka bangsa kita unggul dalam bidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi? Dibandingkan dengan zaman penjajahan, kemampaan kita mcnggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan oleh bangsa-bangsa lain memang boleh dikatakan cukup up to date? Tetapi yang dimaksud apakah ilmu pengetahuan itu temuan kita sendiri? Ataukah harus membeli dengan harga sangat mahal dari bangsa-bangsa lain?
4. Persatuan dan Kesatuan
Apakah persatuan dan kesatuan bangsa kita lebih kokoh atau lebih rapuh? Referensi yang dapat kita gunakan adalah amandemen UUD 1945. Bentuk dan praktek otonomi daerah, baik dalam bidang pengelolaan administrasi negara maupun dalam bidang keuangannya. GAM beserta cara penanganannya. Aktifnya gerakan Papua Merdeka (OPM) di dunia Internasional. Konflik antar-etnis dan antar-agama yang cukup keras walaupun belum di banyak wilayah Indinesia. Hilangnya Sipadan dan Ligitan. Digugatnya Ambalat.
5. Pertahanan dan Keamanan
Apakah dalam bidang pertahanan dan keamanan, kondisi kita semakin kuat atau semakin
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
6
Sunnah Puasa Ayyamul Bidh di Pertengahan Bulan Dzulhijjah 1446 H Hari Ini dan Esok
Terkini
Lihat Semua