Opini

Lima Tanda Suami Saleh Menurut Perempuan

NU Online  ·  Ahad, 22 Juli 2018 | 01:00 WIB

Oleh Muhammad Ishom

Sejak dahulu hingga sekarang pembicaraan tentang istri salehah selalu dari sudut pandang laki-laki. Kasus terbaru tentang hal ini adalah adanya pernyataan dari Ustadz Hanan Attaki lewat tayangan video bahwa salah satu tanda istri salehah adalah memiliki berat badan tidak lebih dari 55 kg. Sedangkan pembicaraan tentang suami saleh nyaris tidak ada, apalagi kriterianya berdasarkan pandangan perempan atau istri sebagai pasangan hidup yang secara langsung terdampak oleh saleh tidaknya suami. Bukankah pembicaraan seperti itu tidak seimbang? 

Untuk mengimbangi hal tersebut dua hari terakhir ini (20-21 Juli) saya tergerak untuk mengungkap apa tanda-tanda suami saleh berdasarkan pandangan perempuan. Saya mengundang teman-teman di Facebook untuk menyampaikan pendapatnya tentang hal itu di dinding akun Facebook saya. 

Berikut ini adalah 5 tanda suami saleh yang saya sarikan dari pendapat 8 perempuan yang mereka sampaikan di dinding Facebook saya sebagai berikut: 

• Secara agama, ia cukup paham tentang syariat dan dapat menjalankannya dengan baik termasuk dalam membimbing keluarga. Berdasarkan tanda ini, sulit seorang suami bisa disebut saleh jika ia tidak mengerti sama sekali ilmu agama. 

• Secara akhlak (moral), ia adalah orang yang berakhlak baik, seperti jujur, ikhlas, sabar, pemaaf, adil, bijaksana dan sebagainya. Hal ini antara lain terwujud dalam sikap-sikapnya dalam memimpin keluarga, termasuk selalu menyayangi anak-anak dan istri, tidak menceraikannya, setia pada satu istri dan tidak selingkuh.
 
• Secara ekonomi, ia adalah orang yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Berdasarkan tanda ini, sulit seorang suami bisa disebut saleh jika ia adalah seorang pengangguran yang tidak mau bekerja mencari nafkah. 

• Secara mental, ia memiliki kepribadian yang kuat. Hal ini antara lain terwujud dalam kemampuannya mengelola diri sendiri sehingga selalu ada waktu untuk diluangkan bersama keluarga sesibuk apapun. 

• Secara sosial, ia memandang istrinya sepadan dengan dirinya sehingga tidak bersikap egois seperti dalam hubungannya dengan masalah KB. Ia tahu diri bahwa ber-KB adalah kewajibannya dan bukan kewajiban istri. Hal ini tentu saja benar karena sperma berasal dari suami

Sekali lagi kelima tanda tersebut berdasarkan pendapat 8 perempuan di akun Facebook saya yang nama-namanya saya tulis cukup inisialnya saja. Selengkapnya pendapat tersebut dapat dibaca sebagaimana kutipan di bawah ini: 

•  “Suami saleh adalah yang memperlakukan isterinya sebagai makhluk yang sepadan, bersikap bijak, menjaga keharmonisan antar anggota keluarga, mampu menjadi penengah jika ada konflik, berlapang dada mengalah, berbesar hati memaafkan yang salah, mengingatkan jika dirasa ada yang salah dengan lemah lembut, mampu menjadi pemimpin yang tegas sekaligus penuh kasih sayang, penyabar, setia hanya pada satu perempuan saja dan tidak mencari-cari pembenaran untuk berselingkuh, dan jujur.” (Pendapat TR).

• “Suami saleh adalah yang bertanggung jawab penuh untuk keluarga khususnya, selalu ada waktu untuk keluarga sesibuk apapun pekerjaanya, rajin beribadah, senantiasa sabar penyayang di setiap nafasnya, dan pengertian.” (Pendapat BD).

• “Suami saleh adalah yang bisa memanusiakan perempuan.” (Pendapat HL).

• “Suami saleh adalah yang bisa membahagiakan istri dan anak-anaknya baik lahir maupun batin, sayang sepenuhnya sama istri walaupun istri pernah berbuat salah, gak akan menceraikannya, bisa menjadi panutan buat istri dan anak-anaknya, menasehati dalam hal kebaikan, gak pernah berkata-kata kasar dengan membentak atau memukul istrinya, humoris dan bisa menyenangkan istri dalam keadaan lapang maupun sempit.” (Pendapat RUH).

• “Suami saleh adalah yang ngerti syariat, dan bisa menjalankan syariat dengan baik, baik.individu maupun sosial.” (Pendapat UA).

• “Suami sholeh adalah sesosok yang lebih dahulu berani mengkhitbah ke wali perempuan lalu menikahi si perempuan tanpa harus ada prosesi "pacaran” sebelum pernikahan.” (Pendapat MDH).

• “Suami saleh adalah yang tahu diri untuk ber-KB.” (Pendapat NH). 

• “Suami saleh adalah yang mengerti lahir batin istri, mengedepankan maslahah keluarga, tidak egois, dan yang paling utama dia agamis.” (Pendapat AN)

Dari semua pendapat tersebut tidak ada satupun mengenai fisik laki-laki seperi berat badan, bentuk tubuh, ketampanan wajah dan sebagainya. Ini artinya perempuan cenderung kurang menganggap penting hal-hal fisik pada laki-laki. Mereka lebih mementingkan hal-hal di luar itu untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin bersama keluarga. 


Penulis adalah dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.