Strategi Baru Bush di Iran
Hendrajit
Pidato Presiden Amerika Serikat Januari lalu nampaknya memang tidak bisa ditafsirkan lain, bahwa serangan militer ke Iran bukan sekadar ancaman atau gertak sambal belaka. Artinya, sebuah rencana operasi militer yang bersifat preemtif memang sedang disusun. Masih belum yakin juga? Rabu 3 Maret lalu, Angkatan Laut Amerika Serikat di perairan barat Pasifik. Kapal Induk berkekuatan nuklir The USS Ronald Reagan tiba di Hongkong. Sebagai kapal induk, the USS Ronald Reagan ini memang tidak main-main, Sebagai kapal bertenaga nuklir seberat 97.000 ton itu, kapal ini bisa mengangkut sekitar 5000 pelaut, 80 pesawat tempur dan dapat beroperasi selama 20 tahun tanpa mengisi kembali bahan baker. Dan The USS Ronal Reagan, yang mengabadikan nama seorang mantan Presiden Amerika Serikat pada era perang dingin itu, tercatat sebagai kapal berkekuatan nuklir kesembilan belas kelas Nimitz. Dan bisa difungsikan sebagai pembawa sekaligus landasan pacu pesawat jet tempur. Lalu untuk apa kapal induk sebesar ini harus di bawah ke perairan barat Pasifik di Hongkong?
Nah inilah satu perkembangan yang cukup mengkhawatirkan. Apalagi dalam strategi baru Bush di Timur Tengah yang dikumandangkan awal tahun ini, pemerintah Amerika memutuskan untu mengirim sekitar 21.500 personil militer tambahan ke Irak. Namun berbagai analisis kemiliteran dan intelijen mengindikasikan bahwa penambahan pasukan tempur Amerika ini sebenarnya bukan sekadar mengantisipasi krisis berkepanjangan di Irak, tapi juga sekaligus melayani agenda tersembunyi Amerika lainnya yaitu bagian dari rencana serbuan Amerika ke Iran pada momen dan waktu yang dianggap tepat.
Ahad, 18 Maret 2007 | 16:21 WIB