Wapres: Ulama Perempuan Benteng Ajaran yang Merusak
NU Online · Rabu, 23 November 2022 | 13:45 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Semarang, NU Online
Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin menegaskan bahwa ulama perempuan merupakan benteng dari ajaran-ajaran yang merusak.
"Melalui dakwah dan tarbiyah kepada keluarga dan masyarakat, ulama perempuan dapat menjadi benteng pertama terhadap ajaran yang berisiko merusak karakteristik dan warna keislaman Indonesia yang wasathiyah," katanya saat menyampaikan sambutan pada Konferensi Internasional Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/11/2022).
Karakteristik perempuan, menurutnya, dapat menjangkau ruas-ruas yang rentan akan infiltrasi radikalisme, seperti generasi muda dan lingkungan sesama perempuan.
Apalagi dengan meningkatnya penggunaan internet dan media sosial, kelompok yang memang sudah rentan akan makin mudah terpapar hoaks dan ajaran agama yang menyimpang. Di situlah, menurutnya, KUPI dapat semakin memperkuat kiprahnya.
"Saya berharap, melalui KUPI, seluruh ulama perempuan mengambil bagian dalam jihad digital, baik dalam dakwah untuk menangkal konten-konten yang kontraproduktif bagi kemajuan umat, maupun dalam program pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi perempuan dan remaja putri," ujarnya.
Tiang negara
Dalam Islam, perempuan adalah tiang negara. Di Indonesia, hal ini bukan sekadar teori, tetapi benar-benar diperjuangkan. Hal itu agar terealisasi melalui tugas-tugas mulia yang dijalankan perempuan di keluarga, maupun dengan mengisi ruang publik, baik di bidang dakwah, pendidikan, bisnis, hingga politik dan pemerintahan.
"Dalam konteks kebangsaan, peran ulama perempuan sangat strategis dalam menjaga dan memelihara paham Ahlussunnah wal Jamaah dengan prinsip tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), dan tawazun (seimbang)," ujarnya.
Oleh karena itu, inilah saatnya ulama perempuan memantapkan kontribusinya dalam mewujudkan peradaban umat manusia yang damai, maju secara berkeadilan dan bekelanjutan, serta maslahat bagi alam semesta.
"Saya berharap, melalui penyelenggaraan kongres ini, akan lahir pemikiran-pemikiran ulama perempuan Indonesia untuk mengisi pembangunan, maupun untuk menjawab berbagai isu kemanusiaan melalui aksi dan advokasi gerakan, maupun dalam dukungan formulasi kebijakan publik," pungkas Kiai Ma'ruf.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua