Jakarta, NU Online
Novel yang mengisahkan perjuangan anak TKW di pelosok desa Kabupaten Batang telah diterbitkan akhir April lalu. Novel berjudul “Asa Anak Desa” ini merupakan novel pertama yang ditulis Wakil Sekjend Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Slamet Tuharie.
<>
Sebelumnya, ia telah menulis beberapa cerpen yang dimuat di beberapa media baik lokal maupun nasional. Cerpen-cerpen tersebut antara lain: “Bukan Ilmu Laduni (2012)”, “Wanita Senja (2013)”, “Jadzab Gus Nasr (2013)”, “Putra Mahkota Kiai Fatwa (2013)”, “Pesona Kiai Jalal (2013)”, “Catatan Sang Diary (2013)”.
Berkat kepiawaiannya, pada tahun 2012 melalui cerpennya yang berjudul “Bukan Ilmu Laduni” , ia dianuegerahi juara III lomba cipta cerpen Nasional tingkat pesantren dan mahasiswa se-Indonesia yang diadakan oleh PP IPPNU. Cerpen tersebut termaktub dalam antologi cerpen “Perempuan Hebat” bersama dengan para juara dan para nominator lainnya.
Kepada NU Online, ia menuturkan, kemampuannya menulis diperoleh dari Abdul Wachid BS saat mengenyam pendidikan S1 di STAIN Purwokerto. Abdul Wachid BS merupakan seorang sastrawan nasional dari Jogjakarta yang menjadi dosen tetap di kampusnya dulu.
“Saya masih ingat, setiap mata kuliah Pak Achid selalu mensyaratkan mahasiswa memiliki tulisan baik itu opini, cerpen, atau puisi yang dimuat di koran nasional. Itu sebagai syarat untuk mendapatkan nilai A. Akhirnya kami selalu berlomba untuk mendapatkan nilai yang terbaik.” ungkapnya.
Berkat ilmu yang diberikan oleh Abdul Wachid BS, pada tahun 2010 dua opininya, “Anggaran yang masih wajar” dan “Selebrasi tanpa Refleksi” berhasil menghias harian nasional Kompas.
Setelah itu, ia pun semakin giat untuk menulis. Hingga pada tahun 2011, makalahnya yang berjudul “Upaya Pemberantasan Kemiskinan Melalui Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Aqua Hidroponik” berhasil menyabet juara II tingkat provinsi dalam Musabaqoh menulis karya ilmiah al Qur’an tingkat perguruan tinggi se-Jawa Tengah yang diadakan oleh LPTQ Provinsi Jawa Tengah di Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Penulis kelahiran Batang, 09 Juni 1990 ini berharap novel pertamanya bisa diterima oleh para penikmat sastra di Indonesia. Lebih dari itu, ia juga berharap agar karya-karyanya bisa menginspirasi para pembacanya.
“Saya sadar, tulisan saya ini masih jauh dari kata sempurna. Tapi paling tidak saya sudah berusaha untuk mengekspresikan gagasan saya dalam sebuah karya,” tuturnya ketika ditemui di kantor PP.IPNU, di Gedung PBNU Lt. 5, Jl. Kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat, Jumat (9/5).
Selain aktif sebagai Wakil Sekjend PP.IPNU, Slamet Tuharie juga tercatat sebagai mahasiswa di Graduate School UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada konsentrasi Magister Agama dan Sains.
“Saya yakin di luar sana banyak kader-kader muda NU yang memiliki potensi yang luar biasa. Semoga kader-kader NU ke depan akan terus mewarnai Indonesia melalui karya-karyanya,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
6
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
Terkini
Lihat Semua