Nasional

Tumbuhkan Nasionalisme, Bupati Anas Ajak Pelajar Ziarahi Pendiri Bangsa

NU Online  ·  Rabu, 9 Agustus 2017 | 07:03 WIB

Banyuwangi, NU Online
Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan pelajar, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengajak pelajar untuk mengikuti "Ziarah Kebangsaan". Kegiatan itu adalah berziarah ke makam para tokoh besar, yaitu proklamator dan Presiden pertama Ir Sukarno, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari, tokoh NU KH Wahid Hasyim, dan Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

"Ini sebagai upaya menanamkan rasa kebangsaan. Rasanya sudah lama anak-anak muda kita tak diajak untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dengan aktivitas selain upacara atau seminar saja. Program ini kita bikin beberapa angkatan. Angkatan pertama 50 pelajar berangkat dalam bulan ini," ujar Anas.

Anas meyakini, Ziarah Kebangsaan menjadi salah satu cara efektif untuk menanamkan rasa kebangsaan. "Sepanjang perjalanan disiapkan bahan bacaan kebangsaan. Kita tumbuhkan rasa gotong-royong melalui aktivitas bersama. Kita tanamkan ini sesuai pendekatan anak muda, bungkusnya traveling tapi isinya kebangsaan," ujarnya.

Rasa kebangsaan ini, lanjutnya, relevan ditanamkan dalam situasi apapun, tidak hanya saat ada ancaman paham terorisme.

Anas menambahkan, para pelajar diharapkan bisa menyerap keteladanan dari para tokoh yang diziarahi makamnya. Pemikiran dan kiprah para tokoh besar itu telah memberi bukti besarnya rasa kebangsaan tanpa mempertentangkan antara menjadi agamis dan menjadi nasionalis.

Bung Karno, sambung Anas, yang selama ini kerap disebut sebagai tokoh nasionalis sejatinya mendasarkan nasionalismenya pada aspek religius. "Bung Karno itu presiden pertama yang mengutip ayat Qur’an saat berbicara di PBB, disaksikan seluruh dunia. Bung Karno juga meminta fatwa keagamaan dari Mbah Hasyim soal nasionalisme di era penjajahan," ujar Anas.

Sedangkan KH Hasyim Asyari adalah pemimpin Islam yang mengajarkan pentingnya komitmen kebangsaan. "Mbah Hasyim menegaskan bahwa cinta Tanah Air sebagian dari iman," ujar Anas. Demikian pula KH Wahid Hasyim dan Gus Dur adalah ulama sekaligus tokoh bangsa yang rasa kebangsaan dan penghargaannya terhadap kebhinekaan tak perlu diragukan lagi.

Dari pemikiran dan kiprah para tokoh tersebut, kaum muda bisa belajar bahwa komitmen kebangsaan yang utuh harus lahir secara ideologis dan berlandaskan keimanan.

"Kita jadi tahu bahwa tidak ada perbedaan antara menjadi orang beragama yang taat pada keyakinan masing-masing sekaligus menjadi Indonesia, menjadi religius dan berkomitmen pada kebangsaan. Jembatan inilah yang kita bangun di jiwa generasi muda lewat Ziarah Kebangsaan," papar Anas.

"Sudah saatnya kaum muda menyatukan kain kebangsaan, seperti dulu pernah dilakukan bersama-sama oleh Bung Karno dan Mbah Hasyim. Semoga program ini menginspirasi," tambah Anas.

Kepala Bagian Humas Djuang Pribadi menambahkan, Pemkab Banyuwangi akan menyeleksi para pelajar untuk diikutkan program ini. "Caranya dengan mengunggah foto bertema kemerdekaan di medsos. Beri caption tentang arti kemerdekaan, lalu tandai akun @banyuwangi_kab dan @a_azwarnas di twitter dan @azwarnas.a3 di instagram dan facebook. Jangan lupa juga disertai hastag #ziarahkebangsaanbanyuwangi," ujarnya.

Lebih lanjut, Djuang mengatakan, batas terakhir pendaftaran pada tanggal 15 Agustus pukul 15.00. "Peserta terbatas 50 orang dan info lebih lanjut bisa dilihat di website banyuwangikab.go.id," (M. Sholeh Kurniawan/Abdullah Alawi)