Tradisi Cembengan, Penanda Dimulainya Musim Giling Tebu
NU Online · Senin, 12 Mei 2014 | 08:30 WIB
Karanganyar, NU Online
Kompleks Pabrik Gula (PG) Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, mendadak riuh oleh rombongan arak-arakan aneka jenis kesenian tradisional, Jumat (9/5) pagi, pukul 06.00 WIB.
<>
Dari kejauhan tampak di barisan paling depan Reog yang menari-nari dengan iringan musik gamelan. Di belakangnya, ada kendaraan berat yang biasa dipakai petani tebu untuk mengangkut hasil panennya.
Seiring mentari pagi mulai menebarkan sinarnya, ratusan warga berjubel memadati jalan sempit di area PG Tasikmadu. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, satu sama lain tak mau ketinggalan menyaksikan arak-arakan ini.
Pelan-pelan mulai tampak sepasang kekasih yang begitu syahdu duduk berdampingan di atas kendaraan beroda raksasa itu. Dengan dandanan layaknya pengantin kerajaan, mereka diiringi 22 pasukan yang membawa tongkat panjang. Tongkat tersebut, tak lain merupakan tebu-tebu hasil panen petani. Sementara di tangan sepasang kekasih itu juga tergenggam sepasang tebu yang bakal dinikahkan.
Adalah Bagus Sarkoro dan Roro Ayu Manis Probo, sepasang tebu laki-laki dan perempuan yang akan dinikahkan dalam tradisi cembengan tahun ini. Keduanya kini berusia 11 bulan. Usia yang cukup matang untuk dinikahkan, sebagai penanda dimulainya musim giling tebu di PG Tasikmadu.
Bagus Sarkoro merupakan tebu yang diambil dari Langenharjo, Sukoharjo. Sementara pasangannya, Roro Ayu Manis Probo adalah tebu asli dari Suruh, Kecamatan Tasikmadu. Keduanya melanjutkan tradisi temanten tebu dari pasangan-pasangan sebelumnya yang setiap tahunnya, sejak 143 tahun silam dinikahkan sebagai simbol kemakmuran hasil bumi petani tebu setempat.
“Temanten tebu ini sejarahnya sudah sejak Mangkunegara IV. Seperti manusia, tebu juga diibaratkan ada laki-laki dan perempuan. Sebagai doa agar pabrik dan pekerja tetap rahayu (selamat), maka di PG Tasikmadu ini diadakan temanten tebu,” kata Wiyono, sesepuh yang memimpin prosesi cembengan.
“Selain itu dengan selamatan ini kita juga memohon doa kepada Allah agar proses penggilingan lancar,” tutur juru kunci Astana Girilayu ini. (Rodif, Ajie/Mahbib)
Terpopuler
1
Rais 'Aam PBNU Ajak Pengurus Mewarisi Dakwah Wali Songo yang Santun dan Menyejukkan
2
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
3
Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang
4
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
5
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
6
Inses dalam Islam: Dosa Terbesar Melebihi Zina, Dikecam Sejak Zaman Nabi Adam!
Terkini
Lihat Semua