Nasional

Tokoh Lintas Agama Serukan Pemilu Tanpa Fitnah Politik

NU Online  ·  Selasa, 17 Juni 2014 | 03:01 WIB

Jakart, NU Online
Puluhan tokoh agama dari semua daerah di Indonesia menyerukan pemilu damai dalam sebuah acara temu nasional Bhinneka Tunggal Ika, di Jakarta, Senin (16/6). Mereka meminta kedua pasangan capres-cawapres tak membenturkan agama untuk kepentingan politik dan menghindari fitnah politik.
<>
Pertemuan dengan tema "Menangkal Politisasi Agama dalam Pertarungan Pilpres 2014" ini secara khusus membincang soal isu agama yang mencuat menjelang pelaksanaan pilpres di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.

Secara bergantian, masing-masing tokoh menyampaikan pandangannya tentang isu agama dalam pilpres. Semua sepakat bahwa Indonesia harus diselamatkan. Agama tak boleh dikorbankan untuk kepentingan politik sesaat. "Bertobatlah, jangan gunakan isu agama," kata pendeta Musa asal Jatim.

Pengagas pertemuan tersebut, KH Hasyim Muzadi, mengatakan, kini muncul kegelisahan para tokoh agama menjelang pilpres. "Muncul banyak fitnah dan kampanye hitam dan politisasi agama, dan kami sepakat menolak keras kampanye hitam tersebut," tandasnya.

Menurut pengasuh Ponpes Al-Hikam ini, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis kepemimpinan dan kenegarawanan. "Banyak pemimpin menjadi pemain, sehingga rakyat hanya mendapat permainan. Negarwanan juga langka, yang ada adalah politisi, yang meletakkan kepentingan pribadi pada kepentingan negera," jelasnya.

Harapan besar itu diutarakan  agar pemimpin yang terpilih harus melaksanakan tugas kenegaraan sesuai dengan pancasila, UUD 1945, dan menjunjung cita-cita perjuangan serta menjunjung bhineka tunggal ika.

"Pemimpin yang terpilih nanti harus meletakkan semua hal pada pancasila. Pancasila tidak hanya dijadikan slogan, tapi pancasila harus dibumikan  secara riel sehingga nilai-nilai yang didalamnya bisa dirasakan", ungkap sekjend ICIS ini. (Ahmad Millah/Mahbib)