Nasional

Terorisme Belum Hilang, Pemerintah Didesak Serius Menumpasnya

Sel, 1 Desember 2020 | 07:35 WIB

Terorisme Belum Hilang, Pemerintah Didesak Serius Menumpasnya

Komandan Detasemen Khusus 99 Asmaul Husna Gerakan Pemuda Ansor, Nuruzzaman. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Terorisme dan pelaku teror di Indonesia belum pernah hilang secara menyeluruh. Kasusnya hingga kini masih banyak, bahkan ideologinya pun masih menguat di negeri ini. Sebab, para teroris itu bekerja di bawah tanah maka tidak semua orang akan mengetahui geliatnya.


“Kami selalu waspada dengan melakukan monitoring di dunia maya dan di dunia nyata. Kami melakukan cyber patrol atau melakukan patroli di dunia maya untuk memantau perkembangan dari kelompok-kelompok teroris di Indonesia. Itu yang kami lakukan,” ungkap Komandan Detasemen Khusus 99 Asmaul Husna Gerakan Pemuda Ansor, Nuruzzaman, kepada NU Online, pada Selasa (1/12) siang.


Ia juga menerangkan bahwa kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Pimpinan Ali Kalora wilayah terornya hanya di Sulawesi Tengah. Namun sepanjang 2020, sudah sangat banyak kejadian atau tindakan teror yang dilakukan oleh MIT. 


“Sudah ada lima aksi teror yang dilakukan MIT. Mulai April ketika awal pandemi sampai kemarin ketika ada pembunuhan biadab yang dilakukan mereka itu,” tutur Kang Zaman, demikian ia akrab disapa. 


Menurutnya, tindakan keji dan biadab yang dilakukan MIT beberapa waktu lalu di Sigi adalah soal eksistensi. Mereka ingin menunjukkan kepada publik bahwa keberadaannya masih ada atau tidak hilang begitu saja. 


“Kemudian mereka (MIT) memberikan informasi atau sinyal kepada kelompok-kelompok lain di Indonesia yang sepaham dengan mereka untuk melakukan ‘jihad’. Dan momentumnya bulan Desember yang biasanya selalu ada kejadian-kejadian besar. Bisa dicek bahwa pada November-Desember itu selalu ada kejadian,” jelas pria asli Cirebon, Jawa Barat ini. 


Tak hanya itu, kelompok teror MIT itu disebut seperti sedang memberikan pesan kepada donatur bahwa mereka masih ada dan membutuhkan suplai dana, logistik, dan bahkan pasukan orang untuk melakukan aktivitas dan gerakan teror.


Kang Zaman juga mengungkapkan bahwa Kantor Berita Amaq, media resmi ISIS telah memberikan pernyataan bahwa yang dilakukan oleh MIT beberapa waktu lalu diapresiasi. Bahkan ISIS Internasional pun mengungkapkan bahwa MIT adalah para mujahid dari ISIS.


Saran untuk pemerintah dan elit politik


Ia menyampaikan saran sekaligus desakan kepada pemerintah untuk serius menumpas kelompok teroris yang ada di Indonesia. Densus 99 Asmaul Husna mempercayakan sepenuhnya terhadap proses penumpasan teroris kepada aparat keamanan seperti polisi yang ada di perbatasan dalam tugas-tugas penanganan terorisme. 


“Tetapi saya tidak sepakat jika isu ini justru digunakan untuk kepentingan politik para elit. Itu saya tidak sepakat. Tapi saya berharap agar pemerintah serius betul untuk menangani tindakan terorisme ini,” katanya. 


Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Kasus Sigi jangan sampai ditunggangi untuk kepentingan politis dalam rangka meningkatkan popularitas karena mendekati Pilkada. Namun, Kang Zaman menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada satu pun partai politik yang mengutuk kejadian di  Sigi beberapa waktu lalu itu. 


“Isu ini tidak populer. Partai politik mana yang mengutuk secara terbuka? Mau partai politik agama, nasionalis, atau apa pun yang mengusung kebinekaan dan persatuan tidak ada yang menyatakan mengutuk keras dan mendesak pemerintah untuk menindak para pelaku,” ungkapnya.


“Isu ini adalah isu kebangsaan, bukan isu agama. Makanya kita mempertanyakan kepada para elit politik, (mereka) nggak tahu atau takut atau sedang berpura-pura saja,” pungkasnya.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad