Terima BPJS, Rumah Sakit NU harus Jaga Kualitas Layanan
NU Online · Selasa, 17 Februari 2015 | 02:50 WIB
Jakarta, NU Online
Keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sangat bermanfaat membantu masyarakat memperoleh layanan kesehatan. Sayangnya, seringkali di berapa rumah sakit, terdapat keluhan pasien PBJS mendapat pelayanan kurang maksimal.<>
Bendahara Umum PBNU H Bina Suhendra mengingatkan Rumah sakit (RS) Nahdlatul Ulama (NU) yang tersebar di berbagai daerah tidak boleh membeda-bedakan pelayanan antara pasien yang membayar sendiri dan yang dibayari oleh BPJS Kesehatan.Â
“RS NU itu ngak boleh pelayanannya turun, harus bagus. Sumber pelayanan bisa dari mana saya tetapi standar kualitas harus bagus,” katanya, Selasa.Â
Untuk menjaga kualitas layanan ini, RS NU telah membuat kontrol kualitas sehingga standar layanan yang diberikan selalu memenuhi standar yang telah ditetapkan.
“Saya selalu mengajari dokter, kalau melayani pasien, seolah-olah ini keluarganya Gus Dur, Kiai Sahal, Mbah Wahab atau tokoh NU lainnya, pasti kita memberikan pelayanan yang ikhlas dan terbaik,” kata mantan direktur utama pabrik obat PT Phapros ini.
Ia juga mengingatkan bahwa tujuan utama NU membangun klinik dan rumah sakit bukan untuk bisnis, tetapi untuk pelayanan kesehatan masyarakat, utamanya warga NU.Â
“Kita harus untung, tetapi bukan untuk memperkaya diri, melainkan untuk eksis dan berkembang agar lebih bagus. Kalau tidak ada untung, tidak bisa berkembang,” jelasnya.
Ia menegaskan, perkembangan teknologi kesehatan sangat cepat dan canggih tetapi biayanya mahal. Kalau RS tidak untung, ya kolaps. Selanjutnya, tidak bisa mencapai tujuan utama pelayanan ini.Â
“Jadi ini tidak bisa dilihat sebagai bisnis seperti biasanya, tetapi bisnis sosial. Dari dulu, sekarang sampai ke depan, nawaitu-nya ke sana. Jadi ngak boleh niat awalnya untuk cari untung.”
Ia menjelaskan, keberadaan BPJS Kesehatan ini menguntungkan semua pihak, baik RS maupun pasien. Sejumlah RS NU seperti RSI 3 Surabaya, RS NU Demak dan Tuban yang menerima layanan BPJS Kesehatan, meskipun biaya yang diberikan pemerintah rendah, tetapi dengan inovasi layanan mampu memperoleh keuntungan. Â
“Pertama rugi, BPJS kan hanya bayar obat standar. Tapi dokter spesialis kan kadang kasih obat khusus yang tidak masuk daftar BPJS tetapi dikasih secara gratis. Ini salah, tetapi sekarang sudah berubah.”Â
“Kalau bisa obat dari daftar BPJS, tetapi kalau bisa ya dari obat yang harus membayar sendiri.”
Ia mencontohkan, NU Demak dari minus 1.5 milyar per tahun kini sudah bisa untung 3 milyar. Bahkan kini sedang membangun gedung baru lima tingkat sehingga pelayanannya lebih bagus dan jangkauannya lebih luas. (mukafi niam) foto: koran-sindo
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
3
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua