Jombang, NU Online
Rais Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia H Nadirsyah Hosen menegaskan tak ada satupun sistem khilafah yang baku ditinjau dari pendekatan historis. Sistem khilafah dari setiap perpindahan kepemimpinan selalu berubah-rubah. Terkadang sistem khilafah juga terdapat muatan-muatan politik pada kepemimpinan-kepemimpinan tertentu.
Demikian diungkapan dia saat acara bedah buku dengan judul Islam Yes, Khilafah No di Aula Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Ahad (22/4).Â
Buku tersebut adalah salah satu karyanya yang belakangan ini sedang santer dibedah di berbagai kesempatan.
"Apakah ada ayat Al-Qur'an yang menyebutnya mendirikan sistem khilafah?. Nggak ada," ungkapnya.
Walaupun dicari di berbagai kitab klasik yang menceritakan kesejarahan khilafah, juga tak dapat ditemui sistem khilafah yang baku itu.Â
Dijelaskan di sejumlah kitab-kitab klasik, bahwa setelah Nabi Muhammad SAW wafat kewajibannya adalah mengangkat pemimpin, bukan membuat sistem khilafah.
"Ketika membahas soal mengangkat pemimpin, maka terkadang dipelintir oleh HTI seolah-olah bahasannya mendirikan sistem khilafah, padahal kewajibannya adalah mengangkat pemimpin, bukan membuat sistem khilafah. Itu yang dibahas di kitab-kitab klasik," jelasnya.
Dosen Fakultas Hukum Monash University Australia ini lebih jauh menjelaskan terkait komponen-komponen yang dapat disebut sebuah sistem. Dengan merujuk pada tata negara setidaknya ada tiga komponen yang kemudian bisa dikatakan sistem.
"Pertama bagaimana cara memilih pemimpin, kedua bagaimana sistem pertanggung jawabannya, kemudian yang ketiga bagaimana lembaga negara, lembaga pemerintahan itu bekerja," ulasnya.
Dari sejumlah literatur klasik yang dijadikan rujukan tulisan di bukunya, dirinya tak pernah menemui penjelasan sistem khilafah yang baku. Bahkan saat ia merinci dengan detail tentang sejarah setiap kepemimpinan pasca wafatnya nabi juga tidak ditemukan sistem khilafah yang baku itu. Semua sistem yang diterapkan pada saat itu cenderung beragam.
"Semua sumber di buku ini adalah dari ulama Ahlussunnah wal Jamaah. Seperti tafsir At-Thobari, An-Nihayah Ibnu Katsir pendekatannya juga sejarah, terus saya juga mengutip Al-Kamil At-Tarikh Ibnu Al-Katsir, terakhir saya mengutip Tarikhul Khulafa Imam Suyuthi," terangnya. (Syamsul Arifin/Muiz)