Nasional

Syekh Mahmuddin Pasaribu dan Ashari Tambunan Pimpin PWNU Sumut

NU Online  ·  Senin, 2 April 2012 | 03:02 WIB

Medan, NU Online
Konferensi Wilayah (Konferwil) XVI NU Sumatera Utara memilih secara aklamasi Syekh H Mahmuddin Pasaribu sebagai Rais Syuriyah PWNU Sumut, menggantikan Prof Dr H Pagar Hasibuan MA. H Ashari Tambunan juga kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua tanfidziyah periode 2012-2017, di Asrama Haji Pangkalan Masyhur Medan, Ahad (1/4).
<>
Rapat pleno Konferwil dipimpin Ketua PBNU Imam Azis didampingi Ketua Pengarah H Musaddad Lubis, dan Ketua Panitia H M Hatta Siregar, berjalan lancar. Tidak terjadi perdebatan berarti karena seluruh peserta Konferwil yang memiliki hak suara, yakni 32 rais syuriyah dan ketua tanfidziyah pengurus cabang (PC) NU mengusulkan agar pemilihan ketua rais syuriyah dan tanfidziyah dilakukan secara musyawarah dan mufakat (aklamasi).

Pemilihan pertama adalah menunjuk Syekh H Mahmuddin Pasaribu sebagai Rais Syuriyah, selanjutnya H Ashari Tambunan sebagai Ketua Tanfidziayh. Usai pemilihan yang berlangsung singkat, seluruh peserta Konferwil bersalawat badar sebagai tanda syukur suksesnya rapat pleno dalam agenda pemilihan tersebut.

Peserta konferensi kemudian menyusun tim formatur untuk menyusun kepengurusan PWNU Sumut periode 2012-2017, yakni rais syuriyah terpilih, ketua tanfidziyah terpilih, utusan PB, tiga orang utusan PC (Tapsel, Tebing Tinggi dan Nias), dan H M Hatta Siregar (pengurus lama). Tim formatur diberi waktu sebulan untuk menyusun pengurus lengkap PWNU masa khidmat 2012-2017.  

Rais Syuriyah terpilih Syekh H Mahmuddin Pasaribu (ulama di Mandailing Natal dan guru di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru), dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas amanah dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Dia meminta, seluruh pengurus cabang dan wailayah NU untuk bersama-sama membersarkan NU dan menjalankan program-program kerja keumatan. “Saya yakin dengan kebersamaan kepengurusan PWNU Sumut priode 2012-2017 dapat berjalan dengan baik,” kata ulama yang selalu tampil dengan khas pesantren, yakni memakai sorban dan kain sarung ini.

Sementara Ketua PWNU Sumut H Ashari Tambunan, menyampaikan, peran NU di tengah-tengah umat diharapkan sesuai dengan keinginan para pendiri dan ulama dalam mempertahankan ajaran Ahlus Sunnah Waljamaah (Aswaja).

Ashari juga mengapresiasi peserta Konferwil yang lebih mengedepankan musyawarah dan mufakat dalam memilih pengurus PWNU Sumut lima tahun ke depan. Musyawarah dan mufakat, katanya, adalah ciri NU.

Ashari menyadari, bahwa tugas PWNU ke depan semakin berat ketimbang periode lalu. Karenanya, dia memohon doa dan dukungan ulama agar mampu melaksanakan tugas berat itu. “Berkat dukungan dan kerjasama para pengurus dan ulama, Insya Allah pengurus 2012-2017 akan mampu mewujudkan program-program kerja yang telah disusun dalam Konferwil,” kata Ashari Tambunan.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diwakil Ketua Rais Syuriyah KH Isomuddin, menyampaikan kekagumannya atas proses pemilihan rais dan ketua tanfidziyah yang berjalan baik.

“Proses ini sesuatu yang membanggakan, yakni mengutamakan musyawarah dan mupakat. Sistem seperti ini hendaknya dapat ditauladani hingga ke pengurus tingkat bawah, karena musyawarah dan mupakat adalah cerminan dalam menjaga persaudaraan serta persatuan dan kesatuan,” kata KH Isomuddin.

Diingatkannya, jabatan adalah amanah yang harus dijaga dan dijalankan sesuai dengan cita-cita berdirinya Nahdlatul Ulama. Kepengurusan ini diharapkan dapat menjaga amanah dan dapat bekerjasama dengan mengedapankan persatuan dan kesatuan. Sehingga roda organisasi berjalan dengan baik sesuai harapan para nahdliyin dan ulama.
 


Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Hamdani Nasution