Nasional

Sowan PBNU, Dubes Suriah Bincang Islam dan Kebangsaan Bersama Kiai Said

Kam, 12 November 2020 | 11:03 WIB

Sowan PBNU, Dubes Suriah Bincang Islam dan Kebangsaan Bersama Kiai Said

Duta Besar Suriah Abdul Munim Annan berbincang dengan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Kamis (12/11) di Kantor PBNU Jakarta. (Foto: NU Online/Syakir)

Jakarta, NU Online

Duta Besar Suriah Abdul Munim Annan berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Kamis (12/11). Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyambutnya secara langsung didampingi beberapa pengurus lain.


Dalam kesempatan tersebut, Abdul Mun’im menyampaikan keinginannya untuk mengetahui bagaimana Islam dan kebangsaan di Indonsia berjalan mengingat kondisinya senantiasa aman. Pasalnya, ia mengatakan bahwa saat ini ada yang berkepentingan memecah-belah negaranya dan membagi-baginya.


Kiai Said menjelaskan bahwa Indonesia terdiri dari ratusan suku. Penduduknya juga memeluk beragam agama. Semuanya tetap bersatu dalam bingkai kebangsaan. “Kesukuan dan keagamaan sudah selesai di Indonesia,” katanya.


Selain itu, Indonesia juga kedatangan tarekat dari berbagai negara. Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Sunan Ampel Surabaya ini menyebut ada lebih dari 40 tarekat yang berkembang di Indonesia.

 

Di Mesir, katanya, hanya ada 14 saja karena yang berkembang hanya tarekat yang lahir dari negaranya saja, begitu pula di Maroko dan negara-negara lainnya.


Selain itu, Kiai Said juga menegaskan bahwa hubbul wathan minal iman, nasionalisme bagian dari iman. “Kamu Muslim wajib bernegara, kamu bernegara wajib beragama,” katanya.


Hal yang terpenting lagi, menurut Kiai Said, adalah akhlak. Soal akhlak yang paling mendasar adalah menjalin hubungan sosial secara baik.


Dubes pada kesempatan tersebut menggunakan peci berlogo NU yang diberikan langsung Kiai Said. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan itu menyebut penampilan Dubes layaknya Sukarno, Presiden Pertama Indonesia.


Di samping itu, Kiai Said juga mengatakan bahwa peci tersebut juga kerap digunakan oleh salah seorang ulama Suriah, yakni Syekh Taufiq Ramadhan al-Buthi.


Pertemuan ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua Umum PBNU H Mohammad Makshum Machfoedz, Ketua PBNU H Robikin Emhas dan H Umarsyah, Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmi Faisal Zaini, Waksekjen PBNU H Isfah Abidal Aziz dan H Andi Najmi Fuadi.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad