Soal FDS, Presiden Jokowi Tak Cukup Hanya Bilang Terserah
NU Online · Senin, 14 Agustus 2017 | 05:05 WIB
Program Full Day School (FDS) yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, terus menggelinding bak bola liar. Di mana-mana sejumlah elemen masyarakat dan kalangan pesantren menolak pemberlakuan FDS.
Kendati Presiden Jokowi di berbagai statemennya belakangan ini agak "melunak" dengan memberikan kebebasan pada lembaga pendidikan untuk tidak mengikuti program FDS, tapi tampaknya itu belum cukup membuat penolak FDS tenang.
(Baca: Tak Ada Ketentuan Penerapan Opsional dalam Permendikbud Lima Hari Sekolah)Â
Penolakan terbaru terhadap pelaksanaan FDS datang dari ulama dan pengurus NU se-eks Karesidenan Besuki. Dalam rapat koordinasi PCNU se-eks Karesidenan Besuki yang terdiri atas PCNU Jember, Banyuwangi, Kencong, Situbondo, dan Bondowoso di ruang pertemuan RSNU Banyuwangi, Ahad (13/8), mereka sepakat menolak penerapan FDS.
Menurut perwakilan PCNU Jember Moch Kholili, selain menolak dengan sejumlah alasan, mereka juga memandang Presiden Jokowi tidak cukup hanya menyatakan bahwa lembaga pendidikan tidak wajib mengikuti program FDS, pemerintah tidak memaksakan lembaga pendidikan untuk mengikuti FDS dan sebagainya. Tetapi yang terpenting adalah harus ada keputusan tentang pencabutan peraturan FDS.
"Sebab, kalau lembaga di Indonesia sebagian ada yang mengikuti FDS, sebagian lagi tidak, nanti akan kacau, dan cenderung terjadi polarisasi. Presiden jangan setengah-setengah. Tak cukup hanya bilang teserah. Kalau memang ikut menolak, ya tolak. Jika memang setuju FDS, ya terapkan. Tapi kami bulat menolak FDS," kata Kholili kepada NU Online.
Sementara itu, Koorinator PCNU se-eks Karesidenan Besuki, KH Syadid Jauhari menilai bahwa pemberlakuan FDS pada akhirnya mengancam keberlangsungan madrasah diniyah yang selama ini terbukti unggul dalam mendidik karakter anak bangsa.
"Selain itu, kami juga tidak melihat upaya penguatan karakter pada penerapan FDS tersebut," ungkapnya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua