Sikap PBNU Terkait Buku Pelajaran yang Kaburkan Karakter Perjuangan NU
Rab, 6 Februari 2019 | 08:30 WIB
Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal PBNU HA Helmy Faishal Zaini meminta kepada Kemendikbud bertanggungjawab atas terbitnya buku pelajaran kelas V SD/MI yang menyebut organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), sebagai salah satu organisasi radikal.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sangat menyayangkan diksi “organisasi radikal” yang digunakan oleh Kemendikbud dalam buku tersebut, meskipun frasa yang dimaksud adalah organisasi radikal yang bersikap keras menentang penjajahan Belanda.
"Istilah masa awal radikal ini yang keliru dan tidak tepat. Jika ingin menggambarkan perjuangan kala itu, yang lebih tepat frasa yang digunakan adalah masa patriotisme, yakni masa-masa menetang dan melawan penjajah," tegasnya melalui keterangan tertulis kepada NU Online, Rabu (6/2).
Istilah radikal yang digunakan di buku tersebut menurutnya bisa menimbulkan kesalahpahaman para peserta didik di sekolah terhadap Jamiyyah Nahdlatul Ulama. Potensi mudharat yang ditimbulkan pun sangat besar sehingga harus diambil langkah cepat untuk menyikapinya.
"Organisasi radikal belakangan identik dengan organisasi yang melawan dan merongrong pemerintah, melakukan tindakan-tindakan radikal, menyebarkan teror dan lain sebagainya. Pemahaman seperti ini akan berbahaya, terutama jika diajarkan kepada siswa-siswi," terangnya.
Baca: Buku Pelajaran SD Kelas V Ini Kaburkan Karakter Berjuang NU
Dalam buku tersebut, Kemdikbud menurutnya juga kurang jeli dan tidak pas dalam membuat fase Pergerakan Nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan.
"Penulis buku menyebut bahwa setelah mengalami fase pergerakan nasional pada tahun 1900-an, kemudian dilanjutkan dengan fase masa awal radikal yang terjadi pada tahun 1920-1926," jelasnya.
Buku yang menimbulkan polemik tersebut adalah buku pelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 kelas V SD/MI dengan judul Peristiwa Dalam Kehidupan (Tema 7) halaman 45 terbitan Kemendikbud RI 2017.
Berikut poin materi dalam buku tersebut yang mengaburkan karakter perjuangan Nahdlatul Ulama:
Masa Awal Radikal (tahun 1920-1927-an). Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah pada abad ke-20 disebut masa radikal karena pergerakan-pergerakan nasional pada masa ini bersifat radikal/keras terhadap pemerintah Hindia Belanda. Mereka menggunakan asas nonkoperatif/tidak mau bekerja sama. Organisasi-organisasi yang bersifat radikal adalah Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Nahdlatul Ulama (NU), Partai Nasionalis Indonesia (PNI).
(Red: Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Ketua PBNU Prof Mukri: Jangan Main-main dengan NU, Pendirinya adalah Para Wali
2
LBM PWNU DIY: Salam Lintas Agama Dibolehkan dan Tak Bertentangan dengan Ajaran Islam
3
Tiap Tahun, Warga Peringati Haul Mbah Sambu sebagai Peletak Dasar Peradaban Islam di Lasem
4
Makam Mbah Maimoen Zubair di Ma'la Jadi Destinasi Ziarah Kubur bagi Jamaah Haji dan Umrah
5
JQHNU Gelar Multaqo Nasional Ulama Al-Qur'an 2024, Ini Rangkaian Acaranya
6
Syekh Nawawi Al-Bantani di Mata Snouck Hurgronje
Terkini
Lihat Semua