Sikap dalam Menghadapi Fitnah menurut Prof Quraish Shihab
Sab, 3 September 2022 | 23:30 WIB
Afina Izzati
Kontributor
Jakarta, NU Online
Cendekiawan Muslim Indonesia Prof HMÂ Quraish Shihab menuturkan sikap dalam menghadapi fitnah yang berarti percekcokan. Jika ada kedua pihak sedang bercekcok, maka yang pertama perlu dilakukan islah di antara keduanya.
Baca Juga
Quraish Shihab dan Islam Nusantara
âKemudian jika salah satu kelompok melampaui batas yang ditetapkan maka perangi dan tindak keras, sampai kembali tunduk kepada ketentuan Allah. Kalau sudah tunduk, maka berbuatlah adil,â papar Prof Quraish, dalam tayangan YouTube Quraish Shihab, pada Kamis (1/9/2022).
Menurut Prof Quraish, mencari keadilan dalam menghadapi fitnah itu perlu. Lalu, mencari tahu siapa yang benar barulah nanti memihaknya dan memerangi yang salah. Namun, jika tidak mengetahui mana yang benar maka tinggalkan dan janganlah terlibat.
âNabi bersabda akan terjadi fitnah kekacauan perbedaan pendapat yang meruncing. Orang yang duduk lebih baik dari berdiri. Orang yang berdiri lebih baik daripada berjalan. Dan orang yang berjalan lebih baik dari pada yang suka menyulut api,â ungkap pendiri Pusat Studi Al-Qur'an itu.
Prof Quraish menambahkan, sikap menghadapi percekcokan itu memiliki tingkatan-tingkatan. Paling buruk adalah menyulut api, di bawahnya sedikit adalah orang yang terlibat, di bawahnya lagi adalah orang yang menonton dan senang melihatnya.
âYang paling aman adalah orang yang tidur karena tidak melihat. Jika melihat ada orang penyulut fitnah, maka diamlah. Tapi jika dibutuhkan untuk berbicara maka bicaralah jangan menjadi setan yang bisu,â tuturnya.
Prof Quraish juga menerangkan makna fitnah di dalam Al-Qur'an yang berbeda dengan makna secara bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia, fitnah diartikan perkataan atau ucapan yang mengandung kebohongan.
âYang diucapkan dan disampaikan dengan tujuan mencela dan merusak nama baik. Namun, dalam bahasa Arab yang merujuk pada Al-Qur'an memiliki makna yang tidak kurang dari 10 arti,â paparnya.
Dari 10 arti tersebut, lanjut Prof Quraish, tidak satu pun bermakna seperti dalam bahasa Indonesia. 10 arti tersebut antara lain fitnah dapat diartikan syirik, ujian, gila, siksa, perpecahan atau percekcokan.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Â
Terpopuler
1
Gus Kikin Tegaskan NU Mengutamakan Keilmuan
2
Pergunu dan Universitas KH Abdul Chalim Buka Beasiswa S1-S3, Cek Persyaratannya di Sini
3
Salim Said Tokoh Pers dan Perfilman Nasional Meninggal Dunia, Ini Profilnya
4
Sosok Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Wafat dalam Insiden Helikopter
5
Bolehkah Berkurban sebelum Aqiqah? Perhatikan Hukumnya Agar Sah
6
Kisah 3 Pemuda Banggakan Nasabnya saat Latihan Memanah
Terkini
Lihat Semua