Jakarta, NU Online
Peringatan Hari Anak Nasional harus menjadi perhatian bersama para orang tua agar mendidik anak untuk mencintai negerinya, yaitu Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Hj Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid saat memberikan sambutan dalam acara Halal Bihalal Pimpinan Pusat Muslimat NU, Sabtu (23/7) di Gedung Pusdiklat Kemensos, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Persoalan ini disampaikan oleh istri almarhum Gus Dur tersebut mengingat anak-anak juga menjadi sasaran doktrin paham-paham yang tidak sesuai dengan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Masalah tersebut krusial apalagi wajah Indonesia nanti sangat tergantung dengan warna anak-anak saat ini.
“Orang tua harus mendidik anak sebaik-baiknya. Semoga mereka bisa mencintai negerinya,” ujar Shinta Nuriyah di hadapan 200 anak dan 300 ibu-ibu Muslimat yang hadir dalam acara tersebut.
Sebagai tunas-tunas penjaga bangsa, tambah Dewan Penasihat PP Muslimat NU ini, mereka juga harus dididik untuk saling tolong menolong antar-sesama sebab negara Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang harus dijaga kerukunan, kesatuan, dan kebersamaannya.
Ibu dari 4 putri ini kemudian mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu berjudul “Satu Nusa Satu Bangsa” yang terlihat lancar dan fasih dinyanyikan oleh seluruh anak-anak. Selain lagu tersebut, ratusan anak itu juga lancar dalam menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
“Kami sebagai orang tua titip Indonesia kepada anak-anak dan pemuda. Sebab itu, hindarkan mereka dari perilaku yang tidak baik sehingga terbiasa dengan hal-hal baik,” tandas Nuriyah.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat PP Muslimat NU Hj Aisyah Hamid Baidlowi yang juga memberikan sambutan dalam acara tersebut menegaskan bahwa anak-anak adalah calon pemimpin bangsa di masa depan. Mendidik mereka dengan benar saat ini akan memberikan kebaikan, baik untuk orang tua maupun Indonesia ke depan.
“Hasil didikan kepada anak akan kita petik 20-30 tahun nanti, bukan sekarang. Sebab itu, belajarlah sebanyal-banyaknya karena ilmu tidak terbatas,” tukas Ketua Umum PP Muslimat NU periode 1995-2000 ini. (Fathoni)