Nasional

Shalawat Walisongo Gelar Konser Kemanusiaan secara Virtual Sore Ini

Rab, 20 Mei 2020 | 00:30 WIB

Shalawat Walisongo Gelar Konser Kemanusiaan secara Virtual Sore Ini

Pimpinan Grup Seni Shalawat Rebana Walisongo, KH Ma'ruf Islamuddin (kanan) pada satu kesempatan bersama Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj. (Foto: Adisa Poetra)

Jakarta, NU Online
Grup Seni Shalawat Rebana Walisongo Sragen, Jawa Tengah, bakal menggelar konser amal  'Peduli Kemanusian' Rabu (20/5) sore ini. Pimpinan Grup Rebana Walisongo yang juga Ketua PCNU Sragen, KH Ma’ruf Islamuddin mengatakan konser amal dilakukan dari Pesantren Walisongo Sragen, namun tidak mengundang penonton secara langsung di lokasi para personel grup beraksi.
 
Masyarakat dapat menyaksikan melalui saluran YouTube Rebana Walisongo Sragen mulai pukul 16.00-17.300 WIB.
 
"Saya Ma’ruf Islamuddin pimpinan Grup Seni Shalawat Walisongo Sragen melihat situasi saat ini sedang terjadi pandemi Covid-19 kami berinisiatif akan menggelar Konser Peduli Kemanusiaan bersama Grup Seni Shalawat Rebana Walisongo," kata pengasuh Pesantren Walisongo Sragen ini dalam tayangan video NU Online.

Pihaknya mengajak masyarakat untuk turut mendukung konser tersebut dengan menyaksikan melalui siaran YouTube. Selain itu juga menyalurkan donasi atau sumbangan dalam konser tersebut. Hasil donasi nantinya disalurkan kepada masyarakat terdampak Covid-19. 
 
"Saksikan acara tersebut dan ikut berdonasi untuk meringankan beban saudara-saudara kita. Mudah-mudahan Allah SWT meridhainya. Amin. Terima kasih. Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh," pungkas Kiai Ma'ruf Islamuddin. 
 
Berdasarkan data NU Online, Kiai Ma’ruf Islamuddin kelahiran Sragen, 26 November 1966. Kiai Ma’ruf Islamuddin sering disebut sebagai seorang kiai pesantren yang unik. Apresiasiya terhadap kesenian begitu tinggi, sehingga wajar kesenian itu juga ia manfaatkan sebagai salah satu media dakwahnya. 

Sejak masa awal berdakwah, ia sudah terbiasa membawakan lagu-lagu islami dan shalawatan. Lagu-lagu dan shalawatan yang diiringi musik ditampilkan di sela-sela dakwahnya. Tetapi, bukan sekadar pengiring ataupun penjeda yang bersifat hiburan semata, lagu-lagu tersebut juga bermuatan dakwah. Uniknya, lagu-lagu tersebut merupakan ciptaannya sendiri. 
 
Tidak hanya ditampilkan di sela-sela dakwah, beberapa lagu juga direkam dalam bentuk pita kaset. Kemudian, ketika teknologi berkembang ke media video, Kiai Ma’ruf juga merekam dalam bentuk video lagu-lagu dakwahnya. Penggunaan lagu-lagu tersebut dilakukan sejak masa awal dakwah, karena lagu-lagu dan shalawatan memang bagian dari cara berdakwah. 
 
Dalam memulai penggunaan lagu-lagu dalam dakwah, Kia Ma’ruf juga lebih dulu meminta izin dan pertimbangan dari beberapa orang termasuk kiainya dan almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ternyata mereka mengizinkan Kiai Ma’ruf untuk membawakan lagu-lagu dalam dakwahnya. Dalam membawakan lagu-lagu tersebut ia diiringi personal Grup Shalawat Walisongo Sragen. Setiap mengiringi dakwah, personal dipilih berdasarkan jadwal atau sistem bergantian. 
 
Syair-syair lagunya juga beragam tema atau ajaran Islam. Ada tentang pendekatan diri kepada Allah, ajakan bersedekah, bersabar, pentingnya membaca Al-Qur’an dan beragam ajaran Islam lainnya. Lagu-lagunya bukan sekadar hiburan, tetapi inti dari syair-syair itu sebagai pesan dakwah. Dengan demikian selain melestarikan budaya seni, juga ada pesan dakwah di dalamnya.
 
Kiai Ma’ruf Islamuddin juga termasuk sosok yang awal sekali menggerakkan semangat filantropi Nahdliyin melalui Kotak Infak (Koin) NU. Lokasi peluncuran Koin NU oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj pada 2017 lalu, dipilih karena Sragen di mana Kiai Ma’ruf Islamuddin sebagai pencetusnya, merupakan lokasi atau titik pertama Koin NU. Semangat Koin NU ini kemudian disebarkan ke seluruh Indonesia di bawah koordinasi NU Care-LAZISNU.
 
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Abdullah Alawi