Nasional

Sabtu Besok Pemikiran Gus Dur Dikaji di Lampung

NU Online  ·  Kamis, 4 Januari 2018 | 16:30 WIB

Jakarta, NU Online
Rumah Ideologi Klasika Lampung kembali menggelar dialog bertema pluralisme dalam serangkaian agenda peringatan Haul Gus Dur ke-8, Sabtu (6/1). Pada kesempatan itu Klasika akan menghadirkan Alissa Wahid, putri sulung Gus Dur yang sekaligus Ketua Jaringan Gusdurian. 

Dalam dialog, direncanakan Alissa Wahid akan mengurai tema mendasar Dialog Klasika yaitu Menanam dan Menjaga Toleransi Antarumat Beragama.

Chepry Chaeruman Hutabarat selaku pendiri rumah Ideologi Klasika menjelaskan bahwa 'kesadaran beragama'  kita samakin hari semakin menipis, hal ini terbukti dengan semakin merebaknya gejala saling menyalahkan yang lain di tengah masyarakat saat menghadapi perbedaan pemahaman dan tafsir tentang agama.

Padahal, agama sejatinya membawa misi kemanusiaan universal sebagaimana yang selalu diwartakan oleh guru bangsa kita, Gus Dur.

"Dengan beragama seseorang harus saling mencintai dan menyayangi tanpa mengenal suku, ras, antar golongan terlebih karena perbedaan agama dan kepercayaan," kata Chepry.

Salah satu output yang diharapkan dari sesi dialog yaitu memberikan pemahaman tentang pluralisme dan bagaimana merawat pluralisme di tengah kaum mahasiswa dan intelektual Lampung, serta masyarakat luas pada umumnya.

"Sosok Gus Dur selalu melihat setiap orang dengan kemerdekaannya dalam memilih agama, ia melihat yang lain dengan keberlainannya," lanjut Chepry.

Krisis membaca, krisis berpikir,  krisis diskusi menjadi alasan lain mengapa pendekatan dialog dipilih.

"Santai namun tetap aktif menjadi modal dasar untuk menjamin tercapainya target dialog," katanya.

Acara ini akan dimoderatori oleh Ahmad Syarifudin, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung. Dialog akan berlangsung mulai pukul 11.00-16.00 WIB.

Een Riansah selaku penanggung jawab kegiatan Haul Gusdur ke-8 berharap mahasiswa dan kelompok intelektual dapat hadir dalam acara tersebut.

"Kami mengundang mahasiswa dan kelompok intelektual untuk hadir meramaikan dialog tersebut, semua gratis dan insya allah menggembirakan. Tabik," kata Een.

Sebelumnya Klasika telah menggelar diskusi bersama penulis dan aktivis NU, Nur Kholik Ridwan dan intelektual NU Ahmad Baso. (Red: Kendi Setiawan)