Nasional

Rapat Syuriyah-Tanfidziyah PBNU Bahas Perkembangan Program

NU Online  ·  Kamis, 11 Februari 2016 | 08:20 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah di kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (11/2). Forum gabungan tersebut membahas sejumlah capaian sejak masa kepengurusan berjalan dan sejumlah rencana dan tantangan ke depan.

Rapat yang dihadiri pengurus syuriyah dan tanfidziyah PBNU lengkap itu dipimpin langsung Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Turut mendampingi Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Ahyar dan Katib ‘Aam Yahya Staquf.

Satu persatu ketua PBNU masing-masing bidang memaparkan beragam program dan hasil kerja selama ini, antara lain bidang kesehatan, perguruan tinggi, ekonomi, hukum, dakwah, dan lain-lain. KH Said Aqil Siroj dalam kesempatan itu menampung setiap laporan dan mendorong seluruh pengurus meningkatkan kinerja selama kepemimpinannya.

Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini yang mengawali presentasi mengatakan, kesekjenan PBNU akan terus berupaya mengembangkan komunikasi dan pengayaan data berbasis teknologi informasi. Dengan demikian, basis data dari cabang dan wilayah NU di berbagai daerah dapat teridentifikasi secara cepat dan terintegrasi secara terpusat.

“Hampir semua PCNU dan PWNU kita masih menggunakan sistem manual. Ke depan kita dorong masing-masing dari mereka mulai memanfaatkan kecanggihan sistem teknologi informasi,” papar Helmy yang juga merencanakan pengadaan Kartanu (Kartu Anggota NU) multifungsi, tak hanya sebagai tanda pengenal tapi juga sebagai alat pembayaran elektronik.

Ketua PBNU M Nuh yang membidangi perguruan tinggi NU melaporan, dari hasi surveinya ke kampus NU di sejumlah daerah ia menyimpulkan tentang perlunya NU mengejar ketertinggalan. Universitas-universitas NU yang telah berdiri, katanya, mesti digarap secara serius agar dapat mengatasi berbagai kendala, antara lain rekrutmen dosen, manajemen administrasi, dan sejenisnya.

“Karena itu saya mengusulkan, sementara ini kita tunda pendirian lagi perguruan tinggi NU. Bukan menghalangi untuk ekspansi lebih luas, tapi sekadar memastikan bahwa perguruan tinggi NU yang sudah ada punya jaminan sudah terkelola maksimal,” tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini.

Hingga berita ini dimuat, proses rapat masih berlangsung dengan agenda laporan dari sejumlah ketua PBNU di berbagai bidang. (Mahbib)