R20 dan ASEAN IIDC Ikhtiar Strategis Ekspor Model Pengelolaan Keberagaman Terbaik
NU Online · Jumat, 25 Agustus 2023 | 21:15 WIB

Konferensi Pers Memperkuat Budaya Toleransi Konvensi HAM PBBB 16/18, di Setiabudi, Jakarta, Kamis (24/8/2023). (Foto: NU Online/Syakir NF)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU OnlineÂ
Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Prof Kamaruddin Amin menyebut Forum Religion Twenty (R20) dan ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) sebagai ikhtiar strategis dan produktif dalam mengampanyekan pengelolaan keberagaman di Indonesia.
âR20 saya kira ikhtiar sangat strategis dan produktif. ASEAN IIDC juga ikhtiar mengajak publik global bersama merawat ketertiban dunia dan memperkuat resolusi HAM PBB,â katanya saat acara Konferensi Pers Jakarta Plurilateral Dialogue 2023 dengan tema Memperkuat Budaya Toleransi Konvensi HAM PBBB 16/18, di Setiabudi, Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Sebagaimana diketahui, R20 dan ASEAN IIDC merupakan dua kegiatan yang dihelat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan mengundang tokoh-tokoh agama dan keyakinan dari berbagai negara di dunia. R20 digelar di Bali dan Yogyakarta pada November 2022, sedangkan ASEAN IIDC diselenggarakan pada Juli 2023.
Kamaruddin menyampaikan bahwa diskusi dan forum-forum tersebut tidak cukup sekali dilaksanakan. Forum demikian juga, katanya, perlu dilanjutkan dengan komunikasi secara lebih intens.
âMemang perlu ada komunikasi produktif. Perlu tindak lanjut,â kata Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan itu.
Baca Juga
R20 dan Isu Sensitif Agama-Agama
Komunikasi ini juga, lanjutnya, tidak hanya dilakukan melalui pemerintah, tetapi perlu ada langkah konkret bersama-sama masyarakat sipil untuk bisa membangun komunikasi, join program, dan dilakukan secara bersama-sama dalam konteks global.
âKemenag dan Kemenlu perlu mempromosikan praktik Islam yang sangat baik (di Indonesia). Keragaman luar biasa bisa dikelola sangat bagus karena kontribusi kehidupan agama sangat bagus. Perlu kita kapitalisasi ekspor ke luar,â kata pria lulusan Jerman itu.
Lebih lanjut, Kamaruddin menegaskan bahwa penyelenggaraan Jakarta Plurilateral Dialogue 2023 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan diri sebagai negara yang dapat menjadi model dalam mengelola keragaman dengan baik. Hal ini mengingat dengan minimnya konflik di tengah perbedaan agama dengan ratusan suku dan bahasa.
âSudah saatnya Indonesia menjadi model artikulasi beragama di dunia,â ujarnya.
Konferensi Pers ini juga dihadiri oleh Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodawardhani dan Diplomat Ahli Madya V Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Eleonora Tambunan.
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua