Bogor, NU Online
Ketua Periodik Pimpinan Pusat Muslimat NU Hj Sri Mulyati mengungkapkan berbagai pelatihan yang dikemas melalui Pusat Pembelajaran Pelayanan Sosial Dasar sekilas hanya peningkatan usaha lahir, padahal sesungguhnya pelatihan tersebut juga mengandung makna sebagai usaha batin.
Demikian disampaikannya saat memberikan pengarahan pada kegiatan Pusat Pembelajaran Peyalanan Sosial Dasar di Pondok Pesantren Sunanul Huda, Desa Kalong 1, Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/8).
“Pengetahuan tentang gizi keluarga sangatlah penting karena terkait dengan perbaikan kesehatan. Demikian juga pengetahuan PAUD karena guru-guru PAUD mendidik anak-anak yang masih dalam usia keemasan (golden age),” urainya.
Usia emas tersebut, sambung Sri Mulyati, memerlukan perhatian seksama dari orangtua, keluarga, pendidik, tokoh masyarakat dan semua unsur bangsa. Karenanya Indonesia saat ini memiliki perhatian yang besar terhadap PAUD.
“Masa ini (usia emas) tidak akan terulang, karena itu pelatihan penting juga untuk mengenalkan kepada guru-guru PAUD berbagai motivasi anak karena kecerdasan mereka bervariasi,” ujar Doktor lulusan McGill University Montreal Kanada ini.
Selain kedua bidang itu, peserta juga mendapatkan pengetahuan peningkatan kapasitas kelembagaan melalui kursus terkait keorganisasian. Hal itu sangat penting misalnya untuk mencari pemimpin yang efektif.
Selanjutnya kewirausahaan. Dalam hal ini kewirausahaan yang dikenalkan adalah berbasis kearifan lokal. Menurut Hajah Mulyati kekhasan dan kearifan lokal harus tetap dijaga seperti termuat dalam Mars Muslimat NU yang menjunjung tinggi NKRI, menjaga Pancasila, dan dalam mengamalkan Islam berlandaskan Al-Qur'an, ijma, qiyas. Hal tersebut juga sesuai dengan harapan majunya Indonesia.
Dosen UNU Indonesia (Unusia) Jakarta ini juga menegaskan kegiatan tersebut harus diniatkan dengan keikhlasan sebagai amal jariah bersama untuk peningkatan kesejahteraan bagi ibu-ibu Muslimat NU dan rakyat Indonesia. (Kendi Setiawan/Fathoni)