Nasional

Prof Quraish Shihab: Covid-19 Mengharuskan Kita Merenung dan Berbenah Diri

Sel, 21 April 2020 | 23:00 WIB

Prof Quraish Shihab: Covid-19 Mengharuskan Kita Merenung dan Berbenah Diri

Segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT, tetapi kehendak Allah terjadi tidak secara sewenang-wenang.

Jakarta, NU Online
Dunia tengah diguncang oleh keberadaan pandemi virus Corona atau Covid-19. Ulama Tafsir Indonesia Profesor Muhammad Quraish Shihab menyatakan bahwa bencana tersebut mengharuskan siapa pun untuk merenung.

"Bencana ini mengharuskan kita merenung, mengapa terjadi? Lalu kita berusaha untuk memperbaiki diri guna terhindar darinya," kata Prof Quraish pada acara Munajat Hamba, Selasa (21/4).

Menurut Prof Quraish, siapa pun harus menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT, tetapi harus disadari pula bahwa kehendak Allah terjadi tidak secara sewenang-wenang.

"Kita masih diperintahkan untuk berusaha. Salah satu usaha itu adalah doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala," kata ulama tafsir yang dianugerahi Bintang Tanda Kehormatan Tingkat Pertama bidang Ilmu Pengetahuan dan Seni dari Pemerintah Mesir itu.

Perihal pentingnya doa, Allah telah menyatakan dalam Surat Al-Furqan ayat 77. Artinya, “Katakanlah (Muhammad kepada orang-orang musyrik), ‘Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena doamu. (Tetapi bagaimana Dia mengindahkan kamu), padahal sungguh kamu telah mendustakan (rasul dan Al-Qur’an)? Karena itu, kelak (azab) pasti (menimpamu).’”

Begitu juga hadits Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa takdir tidak akan berubah kecuali dengan doa. "La yaruddul qadara illad du'a." Artinya,“Tidaklah merubah suatu takdir melainkan doa.”

"Bencana jatuh dari langit. Doa naik membumbung ke atas. Doa bertemu dengan bencana, bisa jadi bencana dialihkannya sehingga tidak turun ke bumi. Bisa jadi juga diperlemah kejatuhnya sehingga dia jatuh bagaikan di atas tumpukan jerami. Oleh karena itu doa sangat dianjurkan," terangnya.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa Allah menyatakan tidak akan menghukum hamba-Nya selama mereka beristighfar. Artinya, “Allah tidak akan menyiksa mereka selama kamu ada di tengah mereka. Allah tidak akan menghukum mereka, sementara mereka memohon ampun,” (Surat Al-Anfal ayat 33).

"Mari kita memanjatkan doa dengan beristighfar sambil bershalawat kepada rasulullah SAW," ajak penulis Tafsir Al-Misbah itu.

Selain Prof Quraish, turut pula mengikuti acara ini, yaitu lama terkemuka Mesir Syekh Ali Jum'ah, Pengasuh Pesantren Darut Tauhid Arjawinangun Cirebon KH Husein Muhammad, Rais Syuriyah PCINU Australia-New Zealand Prof Nadirsyah Hosen, dan Pengasuh Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Abdullah Kafabihi Mahrus.

Selain itu, terdapat Pengasuh Pesantren Al-Munawwir Krapyak KHR Najib Abdul Qodir, Pengasuh Pesantren Salafiyah Pasuruan KH Idris Hamid, Pengasuh Pondok Roudlotut Thohiriyyah Kajen KH Ahmad Muadz Thohir, Cendekiawan Muslim Ulil Absar Abdalla, dan Katib Syuriyah PBNU KH Abdul Ghofur Maimoen. 
 

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Alhafiz Kurniawan