Nasional

PBNU Perkuat Islam Rahmatan lil Alamin bagi Ulama Muda

Rab, 7 Agustus 2019 | 09:30 WIB

PBNU Perkuat Islam Rahmatan lil Alamin bagi Ulama Muda

Pendidikan Pengembangan Wawasan Keulamaan 2019 di Bogor

Bogor, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) menggelar Pendidikan Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK) di LBSM Bogor, Jawa Barat Ahad-Rabu (4-7/8).

Rangkaian acara yang diikuti 40 mahasantri ma’had aly dari berbagai daerah di Indonesia itu diisi dengan penguatan materi terkait keulamaan, wawasan kebangsaan dan ke-NU-an. Praktisi yang ahli dalam bidang ajaran islam dan wawasan kenegaraan dihadirkan Lakpesdam. 

Misalnya materi Ahlusunnah wal Jamaah an-nahdliyah yang disampaikan Mustaysar PBNU KH Ahmad Ishomudin, materi usul fikih sebagai instrumen analisis sosial disampaikan KH Imam Nakho’i, dan materi Islam Demokrasi HAM dan NKRI disampaikan Ketua Lakpesdam PBNU Rumadi Ahmad. 

Kemudian, materi Islam dan Gender oleh H Marzuki Wahid, materi Islam good governance dan anti korupsi disampaikan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI. Lalu, materi Islam dan ekstremisme disampakan peneliti teroris, Solahudin dan materi-materi literasi media sosial disampaikan Redaktur Pelaksana NU Online Mahbib Khoiron. 

Sedangkan untuk materi kontekstualisasi kitab kuning dan tantangan kontemporer disampaikan KH Husein Muhammad serta materi islam dan kerusakan alam dipaparkan aktivis lingkungan Roy Murtadho.

Selain itu selama 4 hari mahasantri dididik berbagai teori penguatan Islam Ahlusunnah wal Jamaah melalui diskusi-diskusi kelompok. Mereka juga diminta membaca tantangan dan peluang bagaimana situasi keagamaan di Indonesia 10 tahun ke depan. Peran mahasantri diminta terlibat penuh terutama dalam hal menguatkan ideologi bangsa, Pancasila dan Ahlusunnah wal Jamaah. 

Sekretaris Lakpesdam PBNU, H Marzuki Wahid disela-sela mengisi Focus Grup Discussion (FGD) menegaskan bahwa kehadiran PPWK menjadi momentum kaderisasi calon ulama muda di kalangan NU. Nantinya, mahasantri akan fokus dibentuk menjadi seorang yang bisa mempertahakan ideologi Islam Ahlusunah wal Jamaah melalui Mustaysar NU di semua tingkatan. 

“Kegiatan PPWK bertujuan untuk regenerasi ulama yang berkarakterwibawa cakap peduli tegas dan memahami problem mendasar rakyat. Serta untuk pemiskinan pembodohan, korupsi, terorisme, radikalisme, kekerasan, globalisasi, ideologi transnasional, eksploitasi sumber daya alam bagi calon ulama muda,” kata Marzuki saat menyampaikan materi. 

Sekretaris Ditjen Pendis Kemenag RI Imam Syafi’i mengatakan PPWK penting untuk pendalaman wawasan keulamaan terutama untuk pemahaman moderasi beragama. Itulah mengapa organisasi kemasyarakat dan keagamaan seperti NU terus menggelorakan ‘NRI harga mati’ karena NU menganggap penting menjaga bangsa dan negara. 

“Makanya NKRI harga mati harus dipegang sama-sama,” ujarnya. 

Dewasa kini, ia mengaku khawatir karena ada yang terus menerus membandingkan Indoensia dengan negara lain. Padahal, haqul yaqin dibanding negara luar Indonesia lebih indah dan aman.
 
Kegiatan terlaksana atas kerja sama Lakpesdam PBNU bersama Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) RI. (Abdul Rahman Ahdori/Abdullah Alawi)