Nasional

Pesantrenpreneur, Bangun Kemandirian Perekonomian Pesantren dan Keterampilan Santri

Ahad, 3 Oktober 2021 | 04:30 WIB

Pesantrenpreneur, Bangun Kemandirian Perekonomian Pesantren dan Keterampilan Santri

Peluncuran program pesantrenpreneur di Pesantren Asshiddiqiyyah Kedoya, Jakarta Barat. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali meluncurkan program Pesantrenpreneur 2021 sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-39. Bersama Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartanto, ia meluncurkan program tersebut  pada acara peluncuran Bulan Pemuda dan Kick Off Pesantrenpreneur 2021 pada Selasa pekan lalu.


Program Pesantrenpreneur merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah guna membangun kemandirian perekonomian pesantren dan keterampilan santri. Sebagai generasi saat ini, santri diharapkan memiliki skill tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat.


“Selain itu, program Pesantrenpreneur juga diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kemandirian pondok pesantren dan juga sebagai penggerak ekonomi masyarakat sekitar lingkungan pesantren,” kata Airlangga Hartanto dalam sambutannya.


“Saya apresiasi kepada Kemenpora yang membuat acara yang luar biasa, mendukung dan menjadikan pondok pesantren menjadi pusat ekonomi kerakyatan,” lanjut Airlangga.


Pada kesempatan itu, Airlangga mendorong pesantren untuk berkolaborasi dengan pemerintah guna meningkatkan perekonomian rakyat khususnya yang berbasis pesantren. Untuk itu, pihaknya telah melakukan beberapa langkah dengan mengadakan program-program yang mendukung perekonomian pesantren.


“Ada beberapa kegiatan ekonomi yang bisa digulirkan. Kebetulan kami waktu di Kementerian Perindustrian menggulirkan beberapa program diantaranya untuk kebutuhan pesantren. Misalnya menyediakan alat pembuat roti untuk memproduksi roti sebagai makanan tambahan santri dan pernah kita bantu untuk pengelolaan sampah,” jelasnya.


Selain itu, lanjut Airlangga, ia juga mendorong pesantren untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi di internal pesantren dan kewirausahaan sesuai dengan lokasi pesantren. Seperti menjalankan perekonomian berbasis koperasi dan membuka mini pom untuk kendaraan bermotor. Terkait modal, pemerintah saat ini memiliki program subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 3 persen hingga akhir tahun 2021.


“Jadi bunganya sangat rendah karena subsidi dari pemerintah,” imbuhnya. 


Untuk mengembangkan literasi digital di lingkungan pesantren, Airlangga juga mendorong pesantren untuk menggunakan library digital dan penggunaan komputer dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam belajar mengajar.

 

“Digitalisasi ini menjadi bagian dari pendidikan, apalagi ke depan kita sudah memasuki era digitalisasi,” katanya.


Airlangga berharap dari pesantren akan melahirkan generasi-generasi muda yang cakap dalam berwirausaha dan menjadi pemimpin pada saat Indonesia Emas tahun 2045.

 

“Adik-adik ini akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang akan mengelola Indonesia Emas di tahun 2045,” pungkasnya.


Kontributor: Muhamad Abror

Editor: Fathoni Ahmad