Nasional

Pesantren An-Nawawi Kembangkan Sektor Budi Daya dan Jasa

NU Online  ·  Rabu, 14 Maret 2018 | 23:45 WIB

Pesantren An-Nawawi Kembangkan Sektor Budi Daya dan Jasa

(Foto: ilustrasi)

Serang, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam kongres ekonomi umat pada April 2017 lalu mengusung arus baru ekonomi Indonesia. Sebelumnya, ekonomi Indonesia dibangun dari atas, top down dengan harapan dapat turun ke masyarakat. Nyatanya, hanya menghasilkan konglomerasi sehingga masyarakat di bawah tidak dapat menikmatinya.

“Arus baru ekonomi Indonesia adalah pembangunan ekonomi dari bawah,” kata Ketua MUI KH Ma’ruf Amin pada peluncuran bak wakaf mikro di Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, Serang, Banten, Rabu (14/3).

Presiden mendukung dengan redistribusi aset dan kemitraan. Selain itu, bank wakaf mikro juga sebagai respons presiden atas usulan para ulama untuk membangun ekonomi melalui pesantren-pesantren.

Selain keuangan, pesantren An-Nawawi juga akan mengembangkan sektor budidaya dan jasa dalam rangka menyambut rencana presiden untuk meredistribusi aset.

“Agar sektor keuangan, budidaya, sektor jasa itu bisa berlanjut dengan baik, dalam rangka menangkap keinginan Bapak untuk meredistribusi aset, kami juga mendirikan payungnya, yaitu koperasi mitra santri nasional,” ujarnya.

Tanara sebagai Wisata Religi
Kiai Ma’ruf Amin juga menyampaikan harapannya agar Tanara menjadi salah satu situs wisata religi. “Kami ingin daerah ini menjadi wisata religi,” kata Kiai Ma’ruf.

Setidaknya, Kiai Ma’ruf menyebut tiga alasan. Pertama, terdapat masjid yang berusia ratusan tahun. Kedua, tanah kelahiran Syekh Nawawi Al-Bantani.

“Karangan kitabnya ratusan, kemudian juga muridnyalah yang mendirikan hampir semua organisasi Islam di Indonesia,” ujarnya.

Ketiga, tanah kelahiran Syekh Abdul Karim, mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Menurutnya, hampir seluruh pengikut tarekat tersebut di Jawa, silsilahnya bersambung kepadanya.

Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Warga
Presiden melihat langsung bagaimana transaksi nasabah dengan bank. Ia melihat ada motivasi bagi ibu-ibu untuk menambah penghasilannya melalui bank wakaf mikro. Mereka dipinjami dana awal satu juta. Jika perkembangannya baik, mereka dapat menambah untuk keperluan yang lebih besar lagi menjadi dua juta hingga maksimal pinjaman tiga juta rupiah.

“Kita harapkan bank wakaf mikro ini ada di seluruh pesantren yang ada di republik ini,” ujarnya agar pesantren dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.

Selain di Banten, beberapa hari silam juga dilakukan peluncuran bank wakaf mikro di Cirebon dan di Jawa Timur.

Selain bank wakaf mikro, pemerintah mulai tahun lalu juga melakukan pemberian aset-aset negara baik kepada ormas, pesantren, koperasi, bahkan individu-individu yang siap mengelolanya.

Presiden mencontohkan 11.000 hektar tambak di Muara Gembong. Ia mengaku baru memberikan 80 hektar. Itu bisa dibagi ke pondok, ormas, hingga ke individu-individu masyarakat.

Di akhir sambutannya, dengan menyebut basmalah, presiden resmi meluncurkan bank wakaf mikro Pesantren An-Nawawi, Tanara, Serang. (Syakirnf/Alhafiz K)