Nasional HARLAH KE-98 NU

Peringati Harlah Ke-98 NU, Pesantren Motivasi Indonesia Gelar Webinar Kemandirian Ekonomi

Jum, 26 Februari 2021 | 09:00 WIB

Peringati Harlah Ke-98 NU, Pesantren Motivasi Indonesia Gelar Webinar Kemandirian Ekonomi

Hari Lahir (Harlah) ke-98 Nahdlatul Ulama (NU), Pesantren Motivasi Indonesia (PMI) Setu, Bekasi, Jawa Barat

Jakarta, NU Online
Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-98 Nahdlatul Ulama (NU), Pesantren Motivasi Indonesia (PMI) Setu, Bekasi, Jawa Barat akan menggelar webinar tentang kemandirian ekonomi pesantren, pada Ahad (28/2) mendatang pukul 13.00 -16.00 WIB.


Acara yang juga akan diselenggarakan sebagai perayaan Milad ke-9 PMI tahun ini bakal menghadirkan para tokoh nasional untuk berdiskusi dengan tema Pandemi Covid-19 adalah momentum menegaskan kemandirian pesantren dan pengusaha UMKM.


Para tokoh itu adalah Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmy Faishal Zaini, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, dan Ketua Lembaga Dakwah (LD) PBNU KH Agus Salim.


Webinar yang akan disiarkan langsung melalui Kanal Youtube PMI TV dan 164 Channel Nahdlatul Ulama ini akan dipandu langsung oleh CEO Alvara Institute, Hasanuddin Ali yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kementerian Agama (Kemenag) RI.


Selain ditayangkan melalui beberapa kanal Youtube, webinar ini juga bisa diakses melalui aplikasi Zoom. Ruang pertemuan virtual itu bisa diakses via meeting ID 945-2694-1889 dengan kode akses PMI2021.


Pengasuh PMI KH Ahmad Nurul Huda (Kiai Enha) berharap kepada Menag Yaqut agar Kemenag hadir dalam upaya pendampingan kemandirian pesantren. Satu hal yang sudah diwujudkan Kemenag adalah dengan membentuk Tim Pokja Kemandirian Pesantren.


Namun Kiai Enha menilai, selama ini Kemenag hanya fokus pada dunia pendidikan keagamaan atau ad-dirasah al-islamiyah dan pembangunan karakter pesantren. Sedangkan berbagai program Kemenag belum maksimal dalam menyentuh ranah ekonomi.


“Ini pekerjaan rumah juga buat Kemenag yang berpuluh tahun secara anggaran, program tidak ada yang pernah menyentuh ranah ekonomi. Itu pula kenapa Tim Pokja Kemandirian Pesantren ini dibuat,” ungkap Kiai Enha saat dihubungi NU Online, Jumat (26/2) siang.


Anggota Tim Pokja Kemandirian Pesantren Kemenag ini berharap paparan materi Menag di webinar Ahad nanti, dapat membuka pemikiran para pemangku kepentingan lain untuk juga memikirkan pesantren.


Sejak dulu, tutur Kiai Enha, bantuan-bantuan ke pesantren biasanya dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, Bank Indonesia, Kemenko Perekonomian, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.


“Tetapi dari Kemenag sendiri sifatnya lebih kepada pendidikan dan kurikulum. Itu sih yang sangat diharapkan,” tuturnya.


Sebagai pengasuh pesantren yang bermanhaj Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah, ia juga berharap kepada Sekjen PBNU agar mampu menjadikan kemandirian ekonomi sebagai sebuah tema besar yang terus bergulir di lingkungan NU.


“Kalau dari Sekjen PBNU. Tentu saja penegasan bahwa PMI itu kan ala manhajil Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Kehadiran beliau menjadi cukup relevan dengan tema yang diusung Harlah NU ke-98 tentang kemandirian NU itu sendiri,” katanya.


“Sehingga kita relate (tersambung) dengan hal-hal yang sifatnya kemandirian organisasi, pesantren, santri, dan dakwah. Ini harus diusung menjadi sebuah tema besar yang terus bergulir agar di era pandemi ini tidak terjebak pada keterpurukan,” imbuh Kiai Enha.


Menurutnya, semua orang mengalami dampak akibat pandemi Covid-19. Namun terdapat banyak reaksi yang beragam dari setiap orang. Ada yang terpuruk, mengumpat, dan ada saja yang merasakan pandemi sebagai sebuah bencana besar.


“Tetapi pada saat yang sama, ada yang masih memiliki spirit. Termasuk teman-teman Pengusaha UMKM, baik personal dari masyarakat akar rumput maupun pesantren. Karena struggle (berjuang) ya, itu penting banget untuk menghadapi krisis seperti ini,” tegas Kiai Enha.


“Kehadiran Pak Sekjen PBNU, kami sangat berharap NU memberikan dukungan kuat kepada pesantren, khususnya yang berada di bawah RMI PBNU agar terus mengkreasikan langkah-langkah kemandirian perekonomian pesantren,” imbuh kiai jebolan Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur ini.


Kepada Ketua LD PBNU KH Agus Salim, ia berharap agar dapat memunculkan terobosan baru soal kemandirian ekonomi di dunia dakwah dan pesantren. Kiai Enha sebagai Ketua Divisi Usaha LD PBNU sendiri pun memiliki dua fokus utama.


Pertama, dakwah profesional. Para dai diharapkan menjadi teladan dengan kemandirian finansial yang cukup. Kedua, pendakwah juga harus menjadi orientasi LD PBNU untuk dikembangkan kreativitas bisnis dan perekonomiannya.


Dengan demikian, ia mengutip istilah dawuh dari Pendiri Al-Wathaniyah Jakarta KH Hasbiyallah yakni jigang khairu min jigur. Artinya, mengaji sambil berdagang lebih baik daripada mengaji sembari menganggur.


Ia menuturkan, Divisi Utama LD PBNU kini telah memberikan banyak pelatihan kemandirian ekonomi serta menginisiasi pembentukan berbagai usaha berbasis komunitas NU. Salah satu yang sedang digalakkan adalah ngaji saham.


Alhamdulillah sudah selesai ngaji saham yang pertama dengan 150 orang trader yang sudah dididik. Alhamdulillah juga sudah melaksanakan program trading harian dan investasi. Insyaallah di awal Maret nanti akan dibuat ngaji saham yang kedua,” tuturnya.


Lebih lanjut Kiai Enha menjelaskan alasan menghadirkan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dalam webinar Ahad nanti. Sebagai Komisaris Utama Pertama, BTP dinilai sebagai pemimpin yang sejak dulu memiliki orientasi usaha yang sangat dahsyat.


“Jejaring yang beliau bangun dengan stakeholders itu seringkali mengabaikan kepentingan pribadinya tetapi justru mengutamakan kepentingan umum atau kepentingan rakyat. Saya melihat sebetulnya ini yang menarik dalam dunia usaha,” tutur Kiai Enha.


Ia beranggapan bahwa dalam usaha tidak semata-mata semuanya berorientasi pada uang atau profit. Namun para pemangku kepentingan pun perlu dijaring karena sangat bermanfaat bagi banyak orang.


“Nah kita berharap lewat jalur-jalur ekonomi kreatif yang dikembangkan CSR-nya Pertamina, juga akan menyasar ke pesantren-pesantren yang memberikan kontribusi besar bagi pembangunan bangsa. Mudah-mudahan sebagai Komut (Komisaris Utama), tentu saja beliau punya program untuk itu,” harap Kiai Enha.


Ia sendiri mengaku baru tahu bahwa ternyata Pertamina sudah banyak menjalin kerja sama ekonomi dengan beberapa pesantren. Melalui pertemuan dengan BTP pada Ahad nanti, Kiai Enha berharap mendapat hikmah dan keberkahan yang bisa dirasakan untuk pesantren yang diasuhnya itu.


“Program Santripreneur yang dikembangkan oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin juga disambut oleh Pertamina dengan membentuk mitra binaan yang berbasis pesantren. Itu ada di web resminya Pertamina,” jelas Kiai Enha.


Terakhir, Kiai Enha juga membeberkan alasan Ketua Tim Pokja Kemandirian Pesantren Kemenag RI Hasanuddin Ali yang diminta untuk hadir dan menjadi moderator di momentum webinar itu. Ia mengaku hanya ingin menyambungkan keterhubungan dari berbagai hal yang dialami pesantren, termasuk soal problem kemandirian ekonomi.


“Lalu tiba-tiba Kemenag hadir dengan gagasan untuk kemandirian ekonomi atas perintah atau amanat langsung dari UU Pesantren, saya rasa ini sangat relate,” katanya.


“Saya berharap semoga Kang Hasan nanti bisa mengantarkan diskusi kita menjadi sebuah diskusi yang mencerahkan, menggairahkan, menggerakkan, dan memotivasi seluruh stakeholder, terutama jaringan pesantren di Indonesia, agar semua bisa bangkit melalui produk UMKM atau hal-hal yang bisa dikembangkan sebagai kemandirian pesantren itu sendiri,” pungkas Kiai Enha.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin