Nasional

Pemkab Brebes Dukung Muktamar Ke-34 NU Melalui Koin

Sen, 17 Februari 2020 | 12:00 WIB

Pemkab Brebes Dukung Muktamar Ke-34 NU Melalui Koin

Harlah ke-94 NU tingkat Kabupaten Brebes, Jateng (Foto: NU Online/Wasdiun)

Brebes, NU Online
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes, Jawa Tengah mendukung kesuksesan Muktamar NU di Lampung pada Oktober 2020 mendatang. Dukungan tersebut disampaikan Staf Ahli Bupati bidang Kesra dan SDM Masfuri.
 
"Kami mendukung kesuksesan Muktamar NU di Lampung Oktober 2020 mendatang," ujar Masfuri dalam pernyataan sikapnya di acara Harlah ke-94 NU tingkat Kabupaten Brebes di obyek wisata Waduk Malahayu, Sabtu (15/2).
 
Menurut Masfuri, dukungan Pemkab Brebes akan diwujudkan dengan mensuport semua kegiatan yang mengarah pada kesuksesan muktamar seperti Koin NU, pengiriman peserta, dan lain-lain.
 
Atas nama Bupati, Masfuri juga mengajak kepada seluruh Nahdliyin untuk melakukan Sensus Penduduk Online. Warga NU yang jumlahnya banyak harus tercatat dalam buku besar Indonesia yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS). 

"Kalau tidak sampai tercatat, maka akan rugi karena data diri itu penting dan Nahdliyin sangat potensial, jangan sampai tidak tercatat," ujarnya.
 
Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Subekhan Makmun mengingatkan sebagai Nahdliyin jangan mengelabui Allah SWT tetapi tawadlulah pada Sang Khalik.
"Jangan gampang membujuk Allah dengan dalih berjuang membela agama. Jangan sok membela agama, karena Allah sudah tahu apa yang ada di hati kecilnya manusia, apalagi di hati orang orang munafik," ujarnya.
 
Pengasuh Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes itu menunjukkan kesalehan orang NU yang ditandai dengan 4 karakter yakni tabaruk pada kiai, mempraktekkan apa yang diucapkan dan diajarkan, mengambil acuan literasi dan mengambil tarbiyah kiai.
 
"Sikap dan sifat Kiai semua dijadikan ilmu yang manfaat," tandas Kang Kaji, demikian sapaan akrabnya.
 
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh menegaskan pentingnya ketertiban dalam menjalankan kehidupan dan berorganisasi di NU.
 
Rais yang biasa disapa Kiai Ubaid menjelaskan, kalau kita tidak boleh kumpul bersama sebelum nikah. Nikahlah dulu, baru kumpul bersama. Berwudhu juga harus urut, tertib. Jangan langsung basuh kaki, tapi harus didahului niat, cuci tangan dan seterusnya hingga cuci kaki.
 
"Tatanan organisasi di NU ya ada urutannya, dari Ranting, MWC, PC, PW, dan PBNU. Tidak puasa, tidak zakat, ko tiba tiba minta di surga, kan aneh," ujarnya.
 
Dia menandaskan, kemuliaan di NU bukan karena kedudukannya di struktural NU. Tapi kemuliaan di NU itu milik Nahdliyin yang lebih banyak mencurahkan segala pikiran dan tenaganya untuk NU karena lillahi taala. 
 
Ketua PCNU Brebes, KH Moh. Aqso kepada NU Online Senin (17/2) mengatakan, kegiatan Peringatan Harlah ke-94 NU di Kabupaten Brebes sengaja dilaksanakan di obyek wisata Waduk Malahayu.
 
"Penempatan di Waduk Malahayu untuk memperkenalkan sebuah waduk peninggalan Belanda yang sangat indah karena dikelilingi perbukitan sehingga sangat sejuk dan menawan," ujarnya.
 
Kontributor: Wasdiun
Editor: Abdul Muiz