Nasional

PBNU Resmi Mulai Program Kampung Nelayan Binaan di NTT

Sab, 5 Februari 2022 | 18:30 WIB

PBNU Resmi Mulai Program Kampung Nelayan Binaan di NTT

Penyerahan secara simbolis bantuan awal untuk kampung nelayan Desa Warloka. (Foto: NU Online/ Mahbib)

Manggarai Barat, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memilih Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai desa pertama proyek percontohan Kampung Nelayan Binaan NU pada Sabtu (5/2/2022). Pencanangan program secara resmi ditandai dengan pemberian bantuan awal untuk masjid, lembaga pendidikan, dan pemerintahan desa setempat.


Acara yang dimulai dengan dialog dengan para nelayan ini menjadi momentum penetapan bagi Desa Warloka sebagai lokasi pengembangan Kampung nelayan Maju Nelayan Maju tahun 2022 oleh KKP. Konsekuensi dari penetapan ini adalah akan ada bantuan sarana pra sarana lingkungan, kegiatan pemberdayaan, dan pelatihan bagi para nelayan. Pada kesempatan tersebut diserahkan juga penyerahan paket bantuan alat tangkap ikan pancing ulur (hand line) untuk empat kelompok usaha bersama.


Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menekankan tentang pentingnya desain perencanaan yang matang agar program yang dijalankan tidak sekadar bantuan sesaat. "Kami ingin membangun model kampung nelayan maju yang menjadi percontohan bagi desa-desa nelayan lain di seluruh Indonesia," katanya.


PBNU, tambah Gus Yahya, telah membentuk tim guna melakukan asesmen terkait kebutuhan-kebutuhan, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Pihaknya menargetkan, model kampung nelayan ini bisa direplikasi ke 90 titik lain dengan tetap mempertimbangkan karakteristik lokal yang tentu berbeda-beda.


"Mudah-mudahan (90 titik kampung nelayan binaan NU) segera bisa terealisasi. Paling lambat sampai akhir masa khidmah PBNU," ujarnya.


Dalam sesi dialog, muncul keluhan nelayan tentang persoalan listrik yang belum hadir, infrastruktur kesehatan dan pendidikan, serta pasar yang belum maksimal sebagai pusat perekonomian warga.


Di dalam forum dialog itu, Gus Yahya langsung memerintahkan PCNU Kabupaten Manggarai Barat untuk segera menindaklanjuti keluhan warga. Ia meminta adanya diskusi lebih detail terkait prioritas kebutuhan yang mesti dipenuhi.


"Saya meminta kepada Pak Ishaq selaku ketua PCNU Manggarai Barat untuk datang ke sini tiap bulan, memantau perkembangan apa yang sudah terjadi. Jadi, tanggal 6 Maret nanti, saya tunggu laporannya," tambahnya.


Terkait program ini, Gubernur NTT  Viktor Bungtilu Laiskodat berterima kasih kepada PBNU dan menyatakan siap duduk bersama untuk membahas desain tata ruang yang baik, sehingga pembangunan kampung nelayan bisa berlangsung komprehensif, tidak tambal sulam. Ia yakin, jika ditata dengan perencanaan yang matang, kampung nelayan ini bisa menghasilkan pusat kuliner, pariwisata, dan nelayan yang sejahtera.


"Alam NTT sangat eksotis tapi tidak terurus dengan baik," kata Viktor pada acara yang juga dihadiri Dirjen Perikanan Budidaya KKP TB Haeru Rahayu ini.

 

Pencanangan Kampung Nelayan Binaan NU ini merupakan bagian dari agenda Harlah Ke-96 NU sekaligus tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman antara PBNU dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 31 Januari lalu di Provinsi Kalimantan Timur.

 

Penandatangan nota kesepahaman yang dilaksanakan di The Dome, Balikpapan Sport and Convention Center, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur ini juga disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, serta seluruh jajaran PBNU.


Pewarta: Mahbib Khoiron
Editor: Muhammad Faizin