Nasional

PBNU Minta Pimpinan Nasional Atasi Kesenjangan Ekonomi

NU Online  ·  Sabtu, 31 Januari 2015 | 14:58 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj meminta kepada pimpinan di tingkat nasional untuk segera mengentaskan kesenjangan ekonomi warga. Saat ini, ketimpangan kesejahteraan secara nasional antara si kaya dan si miskin semakin melebar.
<>
Kiai Said kemudian mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS). Distribusi kesejahteraan nasional jika diukur indeks ketimpangan (gini ratio) terus naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 gini ratio masih 0,33. Kemudian melonjak 0,41. Pada tahun 2011 naik lagi menjadi 0,43.

“Rasanya dada ini terasa sesak,” ungkapnya saat berpidato peringatan Harlah ke89 NU di halaman gedung PBNU, Jakarta (31/1).

Meskipun ada peningkatan PDB per kapita, kata dia, namun perlu digarisbawahi karena kenaikan itu disumbang oleh 20 % pemilik modal yang menguasai 48 % kekayaan nasional.

Itu artinya, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi lebih banyak dinikmati 20 % kelompok teratas dari struktur piramida ekonomi nasional. Di bawahnya ada 40 %kelas menengah dan hanya secuil yang dinikmati oleh 40 % lapisan terbawah.

Menurut dia, lapisan terakhir ini adalah warga NU. Kondisi ini secara teologis dilarang oleh agama. Agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kalian.

“Tugas utama ppimpinan nasional mengatasi kesenjangan ekonomi. Jika kesenjangan ini bisa diatasi, maka di situlah kita menikmati indahnya berdemokrasi,” tegasnya.

Hadir pada kesempatan itu Wakil Presiden RI H Jusuf Kalla, beberapa menteri kabinet kerja dan puluhan pengurus serta ratusan warga NU. (Abdullah Alawi)