Jakarta, NU OnlineÂ
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H Marsudi Syuhud mengatakan bahwa kegiatan kumpal-kumpul (berkumpul) seperti halal bi halal dan tahlilan penting dalam kehidupan berdemokrasi. Karena kegiatan tersebut dapat menjadi sarana membahas berbagai permasalahan sekaligus menyelesaikannya.Â
"Kumpal-kumpul ini sesungguhnya memupuk demokrasi menjadi sehat," kata Marsudi di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (3/7).Â
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan pun mempunyai perhatian terhadap kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, PBNU akan terus menjaga warisan para pendahulunya tersebut untuk kehidupan yang harmonis.Â
"Insyaallah PBNU akan terus menjaga budaya-budaya yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita, untuk menjaga keharmonisan, perdamaian dalam hidup bersama-sama," terangnya.Â
Acara yang ditutup dengan lantunan shalawat dari Veve Zulfikar itu dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah menteri kabinet kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla, duta besar, dan tokoh agama.Â
Pada kesempatan tersebut, Marsudi juga berharap, acara halal bi halal ini menjadi sarana meminta dan memberi maaf satu sama lain atas kesalahan yang disengaja atau tidak.Â
"Menghalalkan itu artinya memberi. Maka semangat memberi itulah bangsa ini meminta kepada kita. Siapa saja kalau semangatnya memberi melalui halal bi halal ini, insyaallah bangsa kita akan makmur," tandasnya. (Husni Sahal/Ibnu Nawawi)