Surabaya, NU Online
Merebaknya teror terhadap rumah ibadah serta fasilitas umum yang kian marak akhir-akhir ini tidak dapat dilepaskan dari munculnya sejumlah yayasan penganut paham Salafi Wahabi. Pemerintah harus melakukan langkah-langkah nyata untuk meredamnya. <>
Hal ini disampaikan Ketua Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) KH Said Agil Siroj kepada sejumlah media usai melantik Pengurus Wilayah NU Jawa Timur (22/8). Kiai Said bahkan mengungkapkan ada sekitar dua belas yayasan penganut paham tersebut yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia. Kota-kota dimaksud seperti Jakarta, Cirebon, Bogor, Sukabumi, Makassar, Bandar Lampung, Jember, Bondowoso bahkan di Surabaya.
Salah satu yayasan penganut Salafi Wahabi yang ada di Surabaya adalah al-Fitroh yang beralamatkan di di Ruko Galaxy No. 26-30.
“Kalau di Cirebon namanya As-Sunnah. Itu bukan teroris, tapi radikal atau Wahabi yang satu digit lagi akan jadi teroris. Wahabi tidak mengajarkan bom tapi akibat dari ajarannya radikal itulah nantinya yang akan jadi teroris,” ungkapnya.
Paham Wahabi, lanjut Kiai Said, diantaranya menganggap ziarah kubur sebagai kegiatan bid’ah dan menanggap orang NU itu adalah kafir yang halal untuk dibunuh. Ajaran yang seperti ini sudah tidak dibenarkan.
“Yang jelas terorisme harus dilawan karena teroris adalah musuh kita bersama,” katanya. “Sikap kami tegas meminta Presiden membubarkan ormas radikal itu dan NU siap berada di belakang presiden,” lanjutnya.
Saat ditanya apakah sumber yang didapat NU terkait dua belas nama yayasan cikal bakal teroris tersebut valid, dia menyatakan hal itu sangat jelas sumbernya. “Ya jelas dong, masa ya saya ngarang. Tapi yang pasti yayasan terbesar ya ada dua belas itu,” tandas Kiai Said.
Sebelumnya Kiai Said mengingatkan para pengurus dan warga NU untuk tetap menjaga keutuhan bangsa dengan Islam Alussunnah wal Jamaah.
“Di Indonesia, kita memiliki NU yang merupakan organisasi sosial keagamaan terbesar sehingga mampu meredam sejumlah gejolak yang akan memicu disintegrasi dan kerusuhan massal,” katanya.
Kiai Said membandingkan kondisi negara Timur Tengah yang terus begolak. “Di negara-negara itu ada polisi dan pasukan militer,” katanya. “Namun karena tidak memiliki organisasi kemasyarakatan yang mengakar, sehingga kerusuhan tidak bisa terhindarkan,” lanjutnya.
Karena itu Kiai Said mengharapkan agar keberadaan NU terus menjadi perekat umat dan tidak mudah tercerai berai. “Marilah kita jaga keutuhan Indonesia dengan Islam Ahlussunnah wal Jamaah,” katanya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
5
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
6
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
Terkini
Lihat Semua