PBNU dan Dubes Australia Jajaki Kerja Sama dengan Pemerintah dan Komunitas di Negeri Kanguru
NU Online · Rabu, 26 Juli 2023 | 12:00 WIB

Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Rabu (26/7/2023). Ia diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online/Syakir)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Rabu (26/7/2023). Ia diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Dalam kesempatan tersebut, keduanya berbincang mengenai berbagai hal yang menjadi peluang untuk bisa disinergikan. Bukan saja kerja sama dengan Pemerintah Australia sendiri, tetapi juga dengan komunitas-komunitas di Negeri Kanguru itu.
“Pagi ini kami mendapatkan kehormatan kunjungan dari Duta Besar Australia kami membicarakan banyak hal, khususnya peluang kerja sama antara Pemerintah dan komunitas-komunitas Australia dengan Nahdlatul Ulama,” kata kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu.
Gus Yahya juga mengaku mendapatkan undangan khusus untuk dapat mengunjungi negara tersebut guna menghadiri acara yang dihelat di sana.
“Dan saya sudah mendapatkan undangan khusus ke Australia,” kata kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah 56 tahun yang lalu itu.
Gus Yahya juga mengucapkan terima kasih atas kunjungan Dubes Penny ke PBNU. “Terima kasih sekali atas kunjungan ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Dubes Penny juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Gus Yahya yang telah menerima kunjungannya tersebut. Baginya, sebagaimana diungkap Gus Yahya, NU dan Australia merupakan mitra yang sangat penting untuk menjalin kerja sama dalam berbagai bidang.
“Sebagaimana disebut Gus Yahya tadi, bahwa hubungan yang sangat penting antara NU dan Australia dalam pendidikan, kemanusiaan,” katanya.
Dubes Penny juga menegaskan bahwa pihaknya akan mengundang Gus Yahya secara khusus untuk datang berkunjung ke Australia. “Kita akan secara formal mengundang Anda (Gus Yahya) untuk datang ke Australia,” katanya.
Sebab, lanjutnya, Australia dan NU dapat banyak melakukan kerja bersama. Hal ini mengingat di negara tersebut, terdapat komunitas Muslim yang cukup besar. Pun beberapa hari lalu, ada seorang menteri Muslim pertama Australia yang berkunjung ke Indonesia, yakni Menteri Industri dan Pengetahuan Ed Husic yang merupakan keturunan Bosnia Herzegovina.
“Karenanya ada banyak pekerjaan kolaborasi yang bisa dipersatukan pada pagi ini,” perempuan yang pernah menjalani pertukaran pelajar selama setahun di Jakarta itu.
Rencananya, Gus Yahya diundang ke Australia untuk menghadiri tiga agenda, yakni (1) Mengisi kuliah umum di beberapa kampus, (2) pertemuan dengan beberapa pemerintah resmi Australia, dan (3) Kerjasama strategis PBNU-Australian Government.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua