PBNU: Audit Perberasan Nasional, Hulu hingga Hilir!
NU Online · Rabu, 25 Februari 2015 | 00:02 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung rencana Kementerian Perdagangan melakukan audit industri perberasan nasional untuk mengatasi sengkarut yang rutin terjadi. Proses audit mesti dilakukan dari hulu hingga hilir.
<>
"Itu langkah yang sangat tepat, dan kami tentu mendukungnya. Memang sudah saatnya Pemerintah memiliki data yang akurat di sektor perberasan nasional," ungkap Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Muhammad Sulton Fatoni di Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Sulton menambahkan, saat ini sektor perberasan tidak lagi murni ketahanan nasional, namun sudah lama tumbuh menjadi industri yang sangat menguntungkan. Melalui audit dari hulu hingga hilir industri perberasan nasional, Pemerintah akan mengetahui dengan pasti daerah-daerah yang surplus dan minus produksi beras, sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat.
Akurasi data yang tinggi di industri perberasan nasional, masih kata Sulton, akan dapat mengoptimalkan langkah Pemerintah menjadikan sektor tersebut sebagai instrumen penting dalam mewujudkan kesejahteraan nasional.
"Harus diingat bahwa mayoritas masyarakat kita masih menjadikan beras sebagai salah satu indikator mengukur kesejahteraan, dan itu berimbas pada terwujudnya keamanan nasional," terang Sulton.
Lebih jauh Sulton mengatakan, audit akan lebih baik jika dilakukan tidak sebatas di sektor perberasan nasional, akan tetapi di komoditi pertanian lain yang masuk dalam kategori hajat hidup orang banyak, seperti gula, bawang, cabe, garam, kedelai, jagung, kopi, minyak goreng, ikan, dan tembakau. Dengan basis data yang akurat dan rinci maka implementasi atas kebijakan-kebijakan Pemerintah akan dapat dilaksanakan secara sistematis.
"Saya yakin jika hal ini dilakukan dengan baik maka kebijakan Pemerintah akan menyasar objek yang tepat, seperti mengetahui daerah yang surplus, daerah yang kekurangan, daerah yang cukup ketersediaannya, termasuk kebutuhan impor dan ekspor. Kondisi seperti ini tentu menguntungkan petani," pungkas Sulton. (Samsul Hadi/Mahbib)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua